Riuh rendahnya media sosial karena unggahan foto Anies Baswedan yang tampak sedang membaca buku "How Democracies Die" itu sebenarnya karena dianggap warganet ada hubungannya dengan ucapan Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla dalam sebuah webinar bertajuk "Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat" 2 hari sebelumnya Jumat (20/11/20).
Bisa jadi unggahan Anies yang terlihat sedang membaca buku " Bagaimana Matinya Demokrasi" itu tak akan menjadi polemik jika JK tak berbicara masalah adanya kekosongan kepemimpinan, dalam menyikapi fenomena Rizieq Shihab.
Dalam Webinar tersebut JK menilai kontroversi yang terjadi akibat Rizieq Shihab belakangan ini, tak akan terjadi jika Indonesia memiliki kepemimpinan yang mampu menyerap aspirasi rakyatnya.
"Adanya kekosongan itu, begitu ada pemimpin yang karismatik, katakanlah karismatik begitu, atau ada yang berani memberikan alternatif, maka orang mendukungnya," katanya.Â
Ia kemudian menambahkan bahwa kemunculan Rizieq yang begitu fenomenal itu, karena ada kekosongan sistem atau cara kita berdemokrasi khususnya dalam ideologi ke-Islaman, nah gap ini lah kemudian yang diisi oleh Rizieq Shihab.
Pendapat JK yang menyebutkan adanya "kekosongan kepemimpinan" ini lantas memantik polemik. Kubu pemerintah menyebut apa yang disebutkan JK itu sangat tidak relevan dengan keadaan saat ini mengingat Jokowi merupakan sosok pemimpinan yang lahir dari sebuah situasi demokrasi yang sudah berjalan dengan baik, meskipun memang belum sempurna benar.
Nah, di tengah polemik ucapan JK yang mulai memanas, tiba-tiba saja Anies Baswedan yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan JK lewat akun Instagram dan Twitter pribadinya mengunggah fotonya tengah bersantai sambil membaca dengan caption yang sebenarnya biasa sajaÂ
"Selamat Pagi Semua, Selamat Menikmati Hari Minggu" tulis Anies.
Fotonya pun ya biasa saja juga, tetapi kemudian yang menjadi perbincangan warganet adalah judul buku yang dibaca Anies, terlihat jelas karena memang sepertinya secara sengaja diposisikan agar terbaca oleh publik.
Judul bukunya "How Democrasies Die?" yang ditulis 2 Profesor asal Stanford University Steven Levitsky dan Daniel Zibllat.
Seperti biasa kemudian berbagai sakwasangka dilayangkan pada Gubernur DKI Jakarta ini, ada yang menyentil permukaannya saja dengan menyebutkan bahwa Anies Baswedan ingin terlihat pintar saja membaca "buku berat" seperti itu.