Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Joe Biden Presiden AS, tapi Trump Enggan Tinggalkan Gedung Putih dan Laku Trump sebagai Demagog Politik

8 November 2020   09:50 Diperbarui: 8 November 2020   17:14 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasangan Calon Presiden Joe Biden-Kemala Harris sudah dapat dipastikan memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020, setelah berbagai media arus utama seperti CNN, Asociated Pers, NBC News dan beberapa media lainnya merilis raihan angka Electoral College(EC) terakhir yang menunjukan Biden-Kemala berhasil meraih angka 279 suara EC sementara hanya meraih 214 suara.

Angka 279 EC  itu sudah cukup mengantarkan Joe Biden untuk menduduki Gedung Putih untuk masa 4 tahun mendatang dan menjadikan dirinya sebagai Presiden AS ke-46.

Namun sepertinya langkah Biden untuk menduduki Gedung Putih masih harus menghadapi tantangan lain yakni "Kengeyalan" Trump yang tak mau menerima kenyataan bahwa dirinya sudah kalah dalam kontestasi politik kali ini.

Trump sudah memastikan bahwa ia tak akan menyerah begitu saja meskipun angka electoral college sudah menunjukan bahwa dia kalah.

Trump sendiri saat berbagai  media utama AS mengumumkan capaian suara Biden cukup untuk mengirim dirinya keluar Gedung Putih, tengah bermain Golf.

Meskipun begitu, ia kembali memastikan bahwa pertarungan pilpres ini belum selesai, lewat akun Twitternya @realdonaldtrump ia mencuitkan akan ada Konferensi Pers yang menegaskan perlawanannya terhadap fakta Biden yang disebutkan memenangkan pilpres AS 2020 ini.

Big press conference today in Philadelphia at Four Seasons Total Landscaping --- 11:30am!

Sikap Trump yang tak mau mengakui kemenangan Biden ini karena ia meyakini terdapat kecurangan dalam proses penghitungan hasil pemilu.

Senin awal pekan depan waktu setempat Tim Pengacara kubu Trump akan mulai melakukan gugatan hukum.

"Fakta sederhana adalah pemilu masih jauh dari berakhir. Joe Biden belum ditetapkan sebagai pemenang di negara bagian manapun, apalagi di negara bagian yang sangat ketat.." kata Trump dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh tim kampanyenya

Berbagai provokasi Trump seperti ini kemudian mendorong unjuk rasa dari para pendukungnya di sejumlah wilayah di AS yang memprotes kemenangan Biden ini, mereka menyerukan tuntutan hukum terhadap hasil pemilu.

Hmmm, jadi ingat situasi yang sama pernah terjadi di Indonesia 2019 saat Pilpres dilaksanakan. Tingkah Trump dan para pendukungnya dalam menyikapi kekalahannya, "plek" persis sama dengan yang dilakukan oleh Prabowo dan para pendukungnya, saat mereka tak menerima fakta Jokowi berhasil memenangkan Pilpres 2019.

Situasi politik dan keamanan Indonesia saat itu sangat panas, aksi unjuk rasa dari para pendukung Prabowo-Sandi terjadi secara bergelombang, Gedung Badan Pengawas Pemilu dikawasan Thamrin Jakarta dikepung hingga kemudian harus berakhir rusuh yang menimbulkan beberapa korban jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun