Kegiatan perdagangan ekspor dan impor menyumbang terhadap PDB sebesar 15,69 untuk ekspor dan 15,51 untuk impor, di Kuartal II, keduanya tumbuh negatif menjadi masing-masing minus 11,66 persen dan 16,96 persen.
Lantas bagaimana dengan Kuartal III yang kini tengah berjalan? untuk mencapai angka nol persen saja menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrwati sangat berat.
"Kami sangat hati-hati bahwa kuartal III untuk bisa masuk ke zona nol persen itu butuh perjuangan yang luar biasa berat," katanya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (25/08/20). Seperti dilansir Bisnis.Com
Sri Mulyani memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal III akan berkisar antara 0 hingga minus 2 persen, Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dikisaran minus 1 persen.
Pernyataan kedua menteri yang membidangi perekonomian itu diamini oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD yang lebih tegas mengatakan bahwa 99,9 persen pada Kuartal III perekonomian Indonesia masih akan berada di teritori negatif, artinya secara teknis dan konsep Indonesia sudah pasti masuk jurang resesi.
"Bulan depan, hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia," ujar Mahfud, Senin (31/08/20). Seperti dilansir CNNIndonesia.Com.
Meskipun demikian sepertinya Presiden Jokowi masih tak putus untuk berusaha agar paling tidak ekonomi Indonesia masih bisa mencapai pertumbuhan 0 persen.
Ia merasa, Indonesia masih memiliki waktu  selama 1 bulan untuk menghindari resesi dengan cara mempercepat realisasi belanja barang dan jasa, belanja modal, hingga segera mempercepat pembagian bantuan sosial kepada masyarakat dari pusat hingga ke daerah.
"Belanja barang, modal, belanja bansos betul-betul disegerakan, sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan meningkatkan ekonomi di daerah," ujar Jokowi Selasa (01/09/20) seperti dilansir detik.com
Namun demikian sepertinya berat juga untuk menghindarkan Indonesia dari jurang resesi. Jika memang resesi terjadi dampak apa yang akan dirasakan oleh masyarakat?
Mungkin tak akan terasa secara langsung dalam jangka waktu yang pendek, yang jelas ketika permintaan melemah, produksi pun akan menurun akibatnya akan ada pemutusan hubungan kerja dan lapangan pekerjaan yang tersedia akan terpangkas, dengan kondisi ini otomatis kemiskian pun akan bertambah.