Beberapa hari yang lalu saat saya membuka laman trending topic di platform media sosial Twitter, agak terkejut kok yang menjadi trending adalah kata "Gilang".
Apa gerangan yang terjadi dengan Gilang, termyata oh ternyata Gilang yang dimaksud adalah Mahasiswa Semester 10 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.
Ia di duga memiliki ketertarikan khusus secara seksual terhadap seseorang yang dibungkus rapat bak mayat yang akan dikuburkan dengan menggunakan kain Jarik.
Kasus ini bergulir memenuhi ruang publik, berawal dari unggahan akun medsos @m_fikris yang disinyalir merupakan salah satu korban Gilang.
Dalam unggahannya tersebut ia menuliskan.
Predator  "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akademik dan Mahasiswa PTN di SBYÂ
Kemudian dibawah judul unggahannya tersebut, ia berkisah, bahwa Gilang memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik, setelah tangan, kaki, mata, serta telinganya ditutup menggunakan lakban.
Jika lawan bicaranya menolak melakukan hal tersebut, Gilang akan mengancam. Pihak Unair bergerak cepat melakukan pendalaman terhadap.kasus yang menimpa mahasiswanya tersebut.
Selidik punya selidik setelah unggahan tersebut bermunculanlah pengakuan para korban yang pernah di bungkus oleh Gilang dengan kain jarik.
Aksi yang dilakukan Gilang sejak tahun 2013 lalu dianggap banyak orang sebagai Fetish.Â
Menurut seorang Pskolog, Kasandra Putranto seperi dilansir oleh Tribunews.com.
"Fetish itu adalah gangguan atau penyimpangan seksual di mana seseorang mencari pemuasan kebutuhan dari benda-benda mati dan bagian tubuh yang non alat reproduksi, bisa jadi itu kaki, tangan, kuku, jempol. Tapi bukan bagian yang biasanya dan wajarnya orang-orang lain secara normal misalnya," ujar Kasandra.
Saya sendiri agak sulit membayangkan bagaimana seseorang bisa terangsang secara seksual hanya dengan melihat sesosok tubuh laki-laki yang dibungkus oleh kain jarik.