Tatanan Kenormalan Baru sebuah keniscayaan sepertinya. Tetap produktif ditengah pandemi Covid-19. Kenormalan baru sebenarnya bukan melulu masalah mentaati aturan protokol kesehatan.
Kenormalan baru itu perkara kesabaran dan disiplin. Tanpa keduanya semua akan sia-sia. Karena sepertinya itu dua attidute utama yang harus sering dipergunakan dalam kenormalan baru.
Bentuk nyata dari kesabaran dan disiplin itu adalah antri. Ya kita harus siap dengan laku antri dalam situasi kenormalan baru ini.
Hampir dapat dipastikan setiap sektor akan selalu dihiasi antrian, karena kita harus menjaga jarak maka kapasitas terpasang normal akan dipotong hingga setengahnya alias 50 persen saja.
Sebagai contoh, hari ini saya harus mulai bekerja lagi dari kantor, sejak pagi antrean mengular sangat panjang di stasiun kereta tempat saya biasanya memulai perjalanan untuk menuju kantor.
Kondisi ini terjadi dihampir semua stasiun yang ada di kawasan Jabodetabek, jika pagi antrian panjang akan terjadi di stasiun di wilayah-wilayah penyangga Jakarta mulai dari Bogor hingga Depok, Bekasi, Tanggerang dan Rangkasbitung hingga Serpong.
Jika sore tiba waktu pulang kantor stasiun-stasiun yang berada di Jakarta lah yang akan dipenuhi antrian, syukurlah masyarakat sudah mulai paham sehingga kericuhan tak terjadi.
Di dalam kereta sendiri, setelah kita masuk pintu langsung ditutup tak seperti biasanya menunggu ditutup sesaat sebelum berangkat, ini untuk menghindari bertambahnya terus penumpang yang bisa menyebakan aturan menjaga jarak tak terpenuhi.
Di setiap stasiun yang dilewati pun penambahan penumpang tak bertambah terlalu banyak, karena setiap stasiun menerapkan aturan serupa.
Mungkin nantinya setelah fasilitas publik dan pusat perbelanjaan lain telah di buka, antrian akan terjadi juga.
Pengunjung harus bergantian masuk, dan itu pasti menimbulkan antrian. Nah untuk mematuhi aturan tersebut perlu kesabaran dan disiplin.