Namun kisah cinta yang terjalin itu tak berlangsung lama. Mantan Geisha yang pernah bekerja di Klub Malam Beribasha Tokyo ini mengakhiri hidupnya sendiri pada tanggal 30 September 1959 dengam cara mengiris urat nadinya.
Keputusan mengakhiri hidupnya sendiri tersebut menurut sejarawan asal Jepang  Aiko Kurosawa, karena Soekarno jatuh cinta lagi pada seorang perempuan muda Jepang berusia 19 tahun yang bernama  Naoko Nemoto.
Perempuan muda nan cantik itu merupakan bagian strategi bisnis dari perusahaan Tonichi yang merupakan saingan Kinoshita Trading Company, untuk memuluskan jalur bisnisnya di Indonesia.
Sementara jenazah Sakiko menurut keterangan Aiko Kurosawa dimakamkan secara diam-diam di Taman Pemakaman Umum (TPU) Â Blok P Jakarta.
"Namun sekitar tahun 1970-an, kerangka Sakiko dibawa ke Jepang oleh keluarg besarnya," ujar Aiko.
Soekarno saat mendengar kabar tersebut menurut berbagai kesaksian sempat shock dan berurai air mata, namun life must go on, Â apalagi ia telah menemukan tambatan hati lain yakni Naoko Nemoto yang kemudian di nikahinya 3 tahun kemudian, tepatnya 3 Maret 1962 dalam usia 22 tahun.
Naoko Nemoto setelah dinikahi si Bung nan flamboyan ini kemudian berganti nama menjadi Ratna Sari Dewi yang menjadi sangat terkenal ke seantero negeri.Berbeda dengan Sakiko Kanase yang keberadaannya terkesan ditutup-tutupi.Â
Dari pernikahannya dengan Ratna Sari Dewi ini Soekarno dikarunia seoramg putri yang sangat cantik yang dinamai Kartika Ratna Sari Dewi Soekarno, yang lahir setahun setelah Supersemar keluar.
Perempuan cantik kelahiran tahun 1940 di Tokyo bersama anaknya kemudian tinggal di sebuah rumah indah yang diberi nama Wisma Yoso yang terletak di jalan Gatot Subroto, yang sekarang dikenal sebagai Museum Satria Mandala.
Ratna Sari Dewi, meskipun bukan first lady layaknya ibu Fatmawati, tetap memiliki pemgaruh yang kuat walaupun dengan caranya sendiri.