Di tengah hiruk pikuk silang pendapat berbagai hal terkait penanganan Covid-19, ada pertanyaan menggelitik, apakah cara masyarakat global menangani dan menyikapi pandemi Covid-19 ini secara berlebihan?
Karena jika kita melihat dan perbandingkan angka-angkanya, dari kaca mata umum sebetulnya biasa saja. Pandemi Covid-19 per hari ni Rabu 27 Mei 2020, menurut situs Worldometer telah menginfeksi 5.678. 146 orang, dengan jumlah kematian yang tercatat sebanyak 351. 667 jiwa.
Angka yang cukup besar, namun jika dibandingkan dengan populasi manusia pengisi bumi ini, Â yang sebanyak 7.787.037.158 jiwa, jumlah terinfeksi sangat kecil, bahkan kurang dari 0,1 persen dari jumlah keseluruhan populasi manusia di planet biru ini.
Demikian pula dengan jumlah kematian yang terjadi di dunia sepanjang tahun 2020 ini, menurut Worldometer sebanyak 23.738.318 jiwa, dengan berbagai penyebab.
Dengan jumlah kematian sebanyak itu berarti jumlah kematian yang diakibatkan oleh Covid-19 sekitar 1,5 persen dari seluruh jumlah kematian di dunia  yang terjadi tahun ini.
Nah, mungkin angka statistik seperti ini lah yang dilihat oleh Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, ketika dirinya membandingkan angka kematian akibat Kecelakaan lalu intas dengan kematian yang ditimbulkan oleh virus Covid-19.
Dalam sebuah acara Webminar yang di selenggarakan oleh Universitas Nasional Sebelas Maret Salatiga, Mahfud menyebutkan bahwa angka kematian akibat virus corona jenis baru di Indonesia ialah  sebanyak 17 kematian per hariÂ
Dan angka kematian sebanyak itu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
Bahkan angka kematian akibat diare dan kanker sangat jauh dibandingkan dengan angka kematian karea Covid-19 tersebut.
"Angka kematian karena kecelakaan lalu lintas itu 9 kali lebih banyak dari corona. Berkali-kali lebih banyak orang mati karena AIDS dan karena diare. Di dunia itu yang mati karena diare selama 131 hari itu 560 ribu, yang mati karena corona cuma 280 ribu. Itu seluruh dunia. Yang mati karena kanker itu 3 juta orang," Ujar Mahfud, Selasa (26/05/20). Seperti yang dilansir dari Kumparan.Com
Oleh sebab itu menurut Mahfud, kita tak perlu terlalu takut berlebihan dalam menanggapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Walaupun menurutnya, jangan juga menganggap enteng virus corona ini. Â