Dalam kehidupan ini, setiap orang tentunya  pernah merasakan dinamika hidup seperti senang, sedih, tertawa, menangis namun apapun itu yang bisa kita lakukan  hanyalah menjalani semua proses tersebut.
Salah satu momen yang paling banyak menyimpan cerita tersebut ialah saat Ramadan. Mungkin saat ini cerita Ramadan yang saya miliki cenderung flat, ya gitu-gitu aja deh.
Jika cerita lucu sekaligus tragis, rasanya saya harus memutar  pikiran ke masa kecil saya di Sukabumi, sebenarnya ga kecil-kecil amat sih waktu itu. Sekitar usia 13 tahunam lah.
Saat itu saya duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya aktif sebagai remaja Mesjid Agung Kota Sukabumi.Â
Setiap Ramadan, berbagai kegiatan kami  ikuti mulai dari  pengajian ba'da Ashar menjelang puasa Tarawih, Tadarus, dan yang paling favorit adalah kuliah subuh.
Kenapa favorit, karena biasanya saya bisa bertemu dengan cewek tetangga incaran, maklum mulai puber kan umur-umuran segitu, walau bisa ngelihat cewek incaran itu saja senengnya bukan main.
Jangan tanya, kalau bisa bertegur sapa, wuih rasanya seperti membumbung ke langit diiringi detak jantung yang tak karuan.
Makanya sesaat setelah sahur, biasanya saya langsung bergegas mandi memakai baju koko yang paling bagus, udah deh pokoknya saat itu serasa keren banget lah.
Tapi karena ingin terlihat keren itu lah saya harus mengalami kejadian yang tragis, menyedihkan dan kalau saya ingat saat itu menggelikan juga sih.
Jadi begini kejadiannya, saat itu kira-kira 10 hari menjelang Lebaran tiba. Biasanya saya dan adik sudah dibeliin baju lebaran, sandal, dan sepatu lengkap masing-masing baju 3 stel dan masing-masing 1 pasang sepatu dan sandal.
Nah, karena  ingin terlihat keren tadi, sandal baru bermerk Neckerman yang memang saya sukai sampai terbawa mimpi itu, saya pakai saat kegiatan kuliah subuh di Mesjid Agung.