Marhaban Ya Ramadan...
Ramadan tahun  2020 atau 1441 H, harus dijalani umat Islam di seluruh dunia dalam suasana berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, muram.
Tak ada Shalat Taraweh berjamaah di Mesjid, Tadarus di Mesjid pun tak dilakukan, dan buka bersama sebagai ajang silaturahmi dan berbagi pun tak boleh dilaksanakan.
Semua ini lantaran Pandemi Covid-19 tengah merajalela mencengkram seisi bumi ini, tak terkecuali negara-negara muslim. Bahkan Masjid paling Agung dan paling suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ditutup sementara untuk mencegah penyebaran virus yang mematikan ini.
Ibadah puasa di bulan Ramadan sejatinya adalah ibadah untuk menahan hawa nafsu. Sepanjang berpuasa kita dilatih untuk menahan diri dari keinginan mengkonsumsi berbagai makanan lezat di siang hari, dan sebisa mungkin menahan hawa nafsuÂ
Walaupun pada kenyataanya justru di bulan Ramadan konsumsi masyarakat naik drastis. Padahal harapannya kita mampu menahan diri untuk melakukan hal-hal tidak penting dalam hidup yang dapat mengganggu jalan lurus menuju keridhaan Allah.
Menahan diri adalah esensi dari ibadah puasa yang sebenarnya merupakan salah satu bagian terpenting dari keberhasilan hidup seseorang seperti misalnya menahan konsumsi hari ini untuk memperoleh hasil yang lebih besar di masa depan.
Sebenarnya banyak anjuran dalam pencegahan penyebaran virus corona SARS NCov-2 yang  tercermin dalam ibadah puasa. Kita dianjurkan untuk menahan diri tak keluar rumah kecuali untuk urusan yang diperlukan.
Kita juga diharapkan untuk menahan diri untuk mengurangi konsumsi di luar hal-hal yang esensial, karena kita tak pernah tahu kapan pandemi ini akan berakhir.
Selain itu, pola hidup bersih dan sehat dalam pencegahan penularan Covid-19, juga merupakan bagian dari puasa itu sendiri.
Jika puasa Ramadan pada waktu normal biasanya diisi dengan konsumsi berlebihan yang membuat berbagai harga kebutuhan pokok dan barang-barang konsumsi lain melonjak tajam.