Tak terbayangkan, terlintas saja pun mungkin tidak. Ketika kita tertidur, dan bangun...
Tiba-tiba.. kita seperti terbangun di dunia lain.
Jakarta tak lagi macet, Paris tak menyisakan keromantisannya, New York "the city neversleep" teridur pulas, lumpuh. Tembok besar China, tak lagi menjadi sebuah benteng, dan Mekah kini kosong.
Peluk dan cium tetiba menjadi senjata mematikan, dan tak mengunjungi ibu, bapak, dan semua orang yang kita sayangi, menjadi sebuah tanda cinta.
Semua potensi fisik seperti kecantikan, kekuatan, Â dan uang menjadi tak berarti lagi, karena tak mampu menyediakan oksigen yang kini seolah menjadi rebutan untuk diperjuangkan.
Namun dalam saat yang bersamaan Planet biru bernama Bumi ini terus melanjutkan hidupnya, semua mahluk penghuni bumi kecuali manusia, hidup seperti biasa, burung masih bebas terbang, bunga terus melanjukan kemekaran, hanya manusia yang berada dalam sangkarnya.
Seolah menyatakan, "hai manusia kamu tak penting bagi kami, langit, bumi, udara, dan air baik-baik saja tanpa kalian" ujar Planet biru ini.
Ingat, sang Planet Biru seolah melanjutkan ujarannya.Â
"Hai, manusia jika kalian kembali, ingat!! saya adalah tuan rumahnya, dan kalian hanya tamu kami"
Mahluk tak kasat mata berbentuk seperti mahkota, berukuran super mini hanya 25 mikron seolah menyadarkan kita semua, kita ini manusia, tak ada apa-apanya.
Yes, Virus SARS NCov-2, virus corona seri terbaru penyebab penyakit Covid-19 memberikan duka dan nestapa berkepanjangan. Manusia yang dianugerahi akal dan pikiran, sementara ini belum mampu menemukan cara yang efektif untuk melawan virus tersebut.
Seluruh rencana gilang gemilang yang sudah disusun rapi sedemikian rupa di tahun 2020, tiba-tiba harus dibatalkan agar penyebaran virus ini tak menjadi-jadi.
Pertumbuhan ekonomi yang digadang-gadang mampu membawa kemakmuran masyarakatnya, harus luluh lantak, bahkan berbagai lembaga keuangan dunia seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank meramalkan jika dalam 4 bulan ke depan Covid-19 tak mampu diatasi, atau minimal di kurangi penyebarannya maka kemunduran ekonomi hingga di atas minus 2 persen bisa terjadi.
Jangan tanya untuk urusan kesehatan dan kehidupan, para ahli Epidemologi dari berbagai negara, memprediksi jika virus corona seri terbaru ini, terus menyebar dengan kecepatan seperti saat ini maka 60 persen penduduk bumi akan terjangkiti, angka ini setara dengan 4,8 milyar manusia terpapar oleh virus ini, mengingat penduduk bumi saat ini berjumlah 7,7 miiar orang.
Jika tingkat kematian rata-rata seperti yang saat ini terjadi sekitar 5 persen, 240 juta manusia akan kehilangan nyawanya.
Akh, seram, bagaimana bisa hal ini bisa terjadi di dunia yang kita tinggali ini?
Entahlah, bisa jadi ini karena laku salah kita manusia dalam memberlakukan sesama mahluk pengisi alam semesta, atau seuatu yang telah dituliskan di Lauhul Mahfuz, 50 ribu tahun sebelum manusia diciptakan.
Yang jelas bisa lah kalau kita sebutkan bahwa tahun 2020 adalah tahun yang mengerikan, atau meminjam kata dari Ratu Elizabeth II, Ratunya rakyat Inggris, Annus Horibilis.
Istilah "Annus Horibillis"  yang berasal dari bahasa latin dan memiliki arti tahun mengerikan, pertama dipopulerkan oleh Ratu Inggris, Elizabeth II saat pidatonya dalam peringatan 40 tahun dirinya naik tahta, pada tahun 1992.
Sebetulnya lawan kata annus horibillis, yakni annus mirabillis lebih sering dipergunakan untuk menggambarkan capaian yang gemilang.
Baru saat itu istilah Annus Horibillis diucapkan oleh seorang pemimpin dunia. Lantas apa yang terjadi sehingga Sang Ratu pemilik tahta Kerajaan Inggris ini berucap seperti itu.
Pada tahun 1992 berbagai musibah besar menimpa Kerajaan Inggris, dan Sang Ratu sebagai pemimpin monarki sempat merasa frustasi dan memyalahkan dirinya sendiri atas berbagai musibah tersebut.
Bagaimana tidak, tahun 1992 Keluarga Kerajaan Inggris di hantam berbagai masalah besar, mulai dari kebakaran  besar di Windsor Castle yang merupakan kediaman Putri Victoria.
Perceraian kedua putranya, Pangeran Andrew putra bungsunya harus bercerai dengan Sarah Ferguson terjadi pada tahun yang sama.
Demikian pula, Sang Putra Mahkota Pangeran Charles berpisah dengan Diana Spencer atau lebih dikenal dengan gelar Lady Diana, juga terjadi pada tahun 1992.
Beberapa hal tersebut membuat Ratu Elizabeth II merasa gamang dan menyalahkan diri sendiri, seperti yang diungkapkan oleh ahli sejarah  Sarah Gristwood seperti yang dilansir Daily Mail.
"Musibah yang menimpa Keluarga Kerajaan Inggris ini bagaikan tamparan keras yang datangnya bertubi-tubi, atas dasar itu kemudian Sang Ratu sempat menanyakan kepada koleganya, Dimana letak kesalahan saya?" Ujar Sarah.
Nah musibah-musibah itulah yang kemudian membuat Queen Elizabeth II berucap "ANNUS HORIBILLIS"
Mungkin benar saat itu bagi Keluarga Monarki Inggris menjadi tahun yang mengerikan, tapi itu dampaknya internal saja.
Rasanya jika kita berkaca pada kondisi dunia saat ini, yang benar-benar luluh lantak oleh Virus Corona seri terbaru, yang saat tulisan ini dibuat pukul 9.50 hari Rabu (1/04/20) penduduk dunia yang terinfeksi Covid-19 menurut laman Worldometer mencapai angka 858.669 kasus. Dengan korban meninggal sebanyak 42.151
Dengan dampak yang luar biasa bagi seluruh dunia bisalah kita sebutkan tahun 2020, saat Covid-19 mencengkram dan menginfeksi dunia, sebagai Annus Horibillis bagi manusia pengisi bumi ini.
Namun dalam saat bersamaan, bisa jadi menjadi Annus Mirabillis bagi bumi secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H