Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penanganan Covid-19, Ada Apa dengan Indonesia, Kok Kentang?

29 Maret 2020   11:41 Diperbarui: 29 Maret 2020   12:13 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara untuk memastikan seseorang terinfeksi melalui test PCR delaynya masih sangat lama, seseorang yang sudah ditest membutuhkan waktu rata-rata 6-7 hari untuk mengetahui hasilnya.

Artinya yang setiap sore diumumkan Jubir Covid-19 itu merupakan kondisi 6-7 hari yang lalu. Seharusnya pemerintah bisa lebih cepat lagi untuk mengetahui secara pasti seseorang positif atau negatif terinfeksi.

Memang tidak hanya Indonesia yang tergagap menghadapi pandemi Covid-19 ini, bahkan Amerika Serikat saja negara Adi Kuasa betul-betul gagap menghadapi penyebaran virus ini.

Persoalannya hal itu tak juga bisa dijadikan justifikasi kelambanan pemerintah Indonesia dalam menangani Pandemi Covid-19.

Saya merasa penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Indonesia itu , meminjam istilah anak-anak muda "Kentang"!! Ya, "kena tamggung"

Social distancing hanya di imbau, tanpa penegakan hukum semestinya padahal kita punya Undang-Undang nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan.

Rapid test yang dilakukan pun terlihat masih mencari bentuk. Informasi yang disampaikan pun validitasnya banyak  diragukan banyak pihak.

Belum lagi kesiapan infrastruktur kesehatan, mulai dari Alat Pelindung Diri (APD), Masker, ruang isolasi, dan sumberdaya manusia untuk merawat orang-orang terinfeksi.

Oke, memang betul tanpa peran serta masyarakat pemerintah juga tak bisa berbuat apa-apa dalam menangani Covid-19, but please beri kami arahan yang jelas dan terukur untuk membantu pemerintah.

Contohnya, untuk masalah mudik yang terjadi lebih awal akibat banyak perusahaan yang tutup, seharusnya sejak awal sudah diperhitungkan oleh pemerintah dengan segala konsekuensinya termasuk memitigasi perihal kehidupan sehari-hari mereka yang tetap dirumah namun tak bekerja.

Dilain pihak masyarakat kurang sekali memiliki kesadaran untuk menahan dirinya agar  tak melakukan perjalanan antar daerah yang potensial menyebarkan virus, apalagi dari kawasan Jaboderabek yang sudah dikategorikan zona merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun