Kedua, terdapat ketidak sesuaian re-branding TVRI dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Selain itu, rencana siaran tidak mencapai target karena anggaran tak tersedia.
Ketiga, beberapa dokumen menyatakan sebaliknya dari jawaban terhadap penilaian pokok surat pemberitahuan rencana pemberhentian, antara lain mutasi pejabat struktural yang tidak sesuai norma dan standar manajemen ASN.
Keempat, penunjukan kuis siapa berani melanggar Undang-Undang nomor 30 rahun 2014 tentang Aministrasi Pemeintahan.
Kelima, Premis-premis yang diajukan Helmy tidak bisa meyakinkan Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI.
Padahal semua pihak tahu program siaran tersebut adalah salah satu acara yang mendongkrak rating TVRI sehingga seperti sekarang.
Bahkan, TVRI sempat meraih rating tertinggi saat mereka menyiarkan Pertandingan Sepakbola antara Indonesia vs Malaysia dalam Pra Piala dunia 2022, mengalahkan berbagai sinetron di SCTV dan RCTI, dengan capaian TVR (rating) 5,8 dan TVS (share) 21,8.
Imej TVRI sebagai stasiun TV yang kuno tak mampu beradpatasi dengan kekinian mampu ditepis oleh Helmy, ketika ia membuat program-program yang tak dimiliki oleh stasiun TV lain.
Tak hanya program-program olahraganya, beberapa progran lain seperti Discovery Channel juga sangat digemari dan tak dimiliki oleh stasiun TV nasional lain.
Pembawa acaranya, kini muda-muda dengan cara penyampaiannya bisa membuat milenials kembali merasa terhubung dengan TVRI.