Hari pertama tahun 2020 menjadi ujian bagi Gubernur DKI Jakarta dan masyarakat nya. Sejak dini hari selepas tahun yang baru menjejakan kakinya, banjir mulai melanda secara merata di hampir seluruh wilayah DKI Jakarta dan Kawasan yang berada di sekitarnya Bekasi, Depok, Tanggerang dan Tanggerang Selatan.
Hujan deras yang terjadi sejak hari Selasa (31/12/19) sore kemarin membuat Jakarta dikepung oleh banjir. Memang ini musim hujan, dan setiap tahun siklusnya seperti itu.
Sayangnya hal ini tak bisa terantisipasi dengan baik sehingga banjir yang begitu besar terjadi. Seperti di wilayah pemukiman penduduk di Cipinang Timur ketinggian air mencapai 4 meter, merendam rumah penduduk sampai ke atap.
Bandara Halim Perdana Kusuma pun lumpuh total karena runaway nya terendam banjir setinggi 30 cm. Sehingga pesawat tak bisa take off maupun landing.
Gubernur Anies pun sudah memerintahkan ssmua jajarannya untuk bersikap tanggap terhadap kondisi ini. Evakuasi ditempat-tempat terdampak banjir sedang dilakukan, tempat pengungsian disiapkan.
Ya di media sosial sih seperti biasa riuh rendah dengan keributan saling menyalahkan. Ini memang kelihatannya sudah menjadi kebiasaan menahun, seperti berbalas pantun.
Sisa-sisa kompetisi Pilkada DKI 2017 sepertinya masih terpelihara, sudah lah kita move on aja. Kita sama-sama berbuat untuk kepentingan yang lebih luas.
Biarkan saja jika dulu para pendukung Gubernur Anies membully dan menghubungan kan banjir yang datang saat Ahok jadi Gubernur adalah karena sifat arogan Ahok.
Sekarang waktunya kita bahu membahu membantu satu sama lain, toh yang merasakannya ya masyarakat DKI secara keseluruhan. Tak puas yah ga usah dipilih lagi, selesaikan.
Situasi Jakarta saat ini sedang dalam kondisi kacau balau, Jakarta seperti menjadi danau yang luas. Apalagi banjir kiriman segera datang.
Menurut Anies Baswedan seperti yang saya kutip dari wawancaranya di Kompas TV, bahwa jam 15.00 diperkirakan air yang cukup besar dari Depok akan masuk Jakarta.