Tahun 2019 sudah menjelang senja, dalam hitungan hari fajar tahun 2020 akan segera menyingsing. Banyak kenangan di tahun yang telah dilalui, lebih banyak tantangan di tahun yang akan datang.
Terbayang bagaimana mengerasnya perbedaan akibat pemilihan Presiden, syukurlah kita mampu melaluinya dengan selamat. Walaupun harus menelan pil pahit ada korban jiwa karena begitu kerasnya kontestasi.
Situasi ekonomi pun tak terlalu bagus, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, Â dua jawara ekonomi dan politik dunia memberi dampak yang cukup mengkhawatirkan bagi ekonomi Indonesia.
Syukurlah ekspor kita memang buruk, sehingga dampak lesu nya perekonomian dunia, tak terlalu besar pengaruhnya bagi perekonomian dalam negeri. Ekonomi Indonesia lebih banyak tergantung pada ekonomi domestik.
Perekonomian Indonesia di taksir akan tetap tumbuh sedikit diatas 5 persen. Â Bank Dunia memprediksi, dengan kekuatan ekonomi domestiknya. Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,2 persen pada tahun 2019 ini. Dan bakal terus berlanjut hingga tahun 2021.
Kebijakan fiskal pemerintah juga diproyeksikan semakin akomodatif dan bakal menggenjot pembangunan infrastruktur pada tahun-tahun ke depan.
Tahun 2020 di proyeksikan konsumsi rumah tangga masih akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi jika disertai inflasi yang tetap rendah serta pasar tenaga kerja yang memang besar bisa terakomodasi dengan baik.
Namun bagi masyarakat Indonesia tahun 2020 sedikit mengkhawatirkan. Karena berbagai kenaikan harga akan menghadang kehidupan mereka sejak dari awal tahun.
Sebut saja, Iuran BPJS Kesehatan bagi peserta Mandiri untuk semua kelas akan naik secara signifikan di awal Januari 2020.Â
Berdasarkan Pasal 34 Peraturan Presiden nomor 75 tahun 2019 disebutkan bahwa besaran kenaikan iuran BPJS sebagai berikut.
Kelas I dari Rp 80.000 menjadi Rp 160.000, kelas II dari Rp 51.000 menjadi Rp 110.000, dan kelas III dari Rp 25.500 menjadi Rp 42.000.