Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saat Pejabat Garuda Kehilangan Etika, Karena Harley dan Brampton

5 Desember 2019   10:46 Diperbarui: 6 Desember 2019   02:39 3317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ditemukan tas mewah,  selain pretelan Harley bekas dan 2 sepeda merk Brampton, saat ini sedang dilakukan penyelidikan oleh Bea Cukai, jika benar terlibat,  direksi harus mundur sebelum dicopot" begitu kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Mata Najwa Rabu (04/12/19) tadi malam.

Ujaran Erick ini merupakan salah satu respon dirinya terkait temuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan terkait 18 kotak barang berisi spare part Moge Harley Davidson dan sepeda Brampton dan beberapa barang mewah lainnya.

Barang-barang ini ditemukan dalam pesawat Airbus A330-900 Neo milik PT Garuda Indonesia yang baru datang., dan dibawa secara ilegal oleh penumpang VIP dalam penerbangan tersebut.

Diterbangkan langsung dari pabriknya di Toulouse Perancis, kemudian mendarat di Bandara Soetta. Tak seperti pesawat komersial biasa  yang setelah mendarat akan diparkirkan di apron parkir yang telah ditetapkan oleh pihak Angkasa Pura.

Tapi Pesawat baru ini langsung dibawa ke kawasan PT. Garuda Maintanance Fasilities (GMF). Mungkin itu memang prosedur standar bagi pesawat anyar, yang baru tiba dari pabriknya.

Seperti kata Erick Thohir tadi, masalah ini belum bisa dijelaskan secara resmi karena masih dalam penyelidikan Bea Cukai Kemenkeu. Namun cerita yang beredar dimasyarakat berkembang begitu rupa simpang siur tak tentu arah.

Menurut beberapa media kronologis kejadian sebenarnya sudah mulai sejak tanggal 16 November 2019 lalu. Ketika pesawat dengan nomor penerbangan  GA9721 tipe A330-900 Neo milik Garuda , terbang dari delivery center Airbus di Toulouse Perancis menuju Bandara Soetta Tanggerang Indonesia.

Tanggal 17 November pesawat itu mendarat di Bandara  Soetta dan pesawat tersebut diparkirakan di fasilitas milik anak usaha PT Garuda Indonesia, PT.GMF masih dikawasan Soetta.

Nah dari sinilah skandal ini  dimulai, versi bea cukai disebut yang turut dalam penerbangan tersebut 22 orang penumpang VIP dan 10 kru.

Sementara versi manifest yang kini beredar luas lewat medsos, jumlah penumpang VIP 21 orang, termasuk Dirut Garuda Ari Askhara, dengan jumlah kru tetap 10 orang.

Nah setelah sekitar 2 minggu tak terdengar ada masalah. Tanggal 2 Desember 2019  kabar tak sedap mulai menyeruak ke publik, media mencium bau amis menjijikan dalam penerbangan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun