Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Ningsih Tinampi, Youtuber Merangkap Dukun

29 November 2019   10:49 Diperbarui: 29 November 2019   11:10 2147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingatkah dengan Ponari dan Batu Ajaibnya yang cukup menghebohkan Indonesia satu dekade silam. Dukun cilik asal Dusun Kedungsari Desa Balungsari Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang Jawa Timur sempat dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Antrian untuk dapat merasakan jasanya begitu panjang bisa berbulan-bahkan bertahun-tahun kedepan.

Namun seiring waktu isu ponari ini hilang ditelan waktu, entah bagaimana kebenarannya saat itu apakah memang para pasien itu benar-benar sembuh dari berbagai penyakitnya, tak ada cerita lanjutannya.

Hari berganti, masa berlalu eh ada lagi pengobatan alternatif dengan kehebohan yang nyaris serupa. Masih di Provinsi Jawa Timur kali ini bergeser ke arah Desa Karangjati Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan.

Ia adalah Ningsih Tinampi yang dipercaya sebagian orang mampu menyembuh berbagai macam penyakit terutama yang berkaitan dengan santet. Bedanya dengan Ponari, Ningsih ini memasarkan jasanya dengan memakai teknologi ya platform media sosial menjadi sarananya dalam berpromosi.

ia mengunggah berbagai cara pengobatannya melalui Youtube, dari beberapa unggahannya terlihat Ningsih seolah sedang menginterogasi  makhluk ketika ia melakukan pengobatan bagi pasien yang dipercaya terkena santet.

Tak kurang dari 1,74 juta subscribers dimililki akun Youtube Ningsih Tinampi, kanal youtube miliknya selain menampilkan adegan dirinya sedang melakukan pengobatan juga menunjukan bagaimana ia memiliki jumlah pasien yang cukup banyak.

Bahkan kabarnya antrean pengobatannya sudah mencapai 30 ribu orang, dan penuh sampai dengan tahun 2021, luar biasa. Lantas bagaimana metode ia mengobati pasiennya? Metode yang dipakai Ningsih ini bisa dibilang tak terlalu berbeda sebenarnya dengan pengobatan alternatif berbau klenik lainnya.

Pertama ia berdoa kemudian menggunakan media tertentu dalam mengobati pasiennya, dalam hal Ningsih yang kerapkali menggunakan wortel, batu bahkan boneka saat mengobati pasiennya.

Sebetulnya ia tak mempermasalahkan media digunakan untuk mengobati orang yang sakit. Karena dalam menyembuhkan, Ningsih hanya meminta kesembuhan pada Sang Maha Pencipta.

"Bagi saya yang nomer satu itu ya berdoa sama Allah. Jadi doaku cuma satu, ya Al-fatihah saja," Katanya beberapa waktu yang lalu seperti yang saya kutip dari Kumparan.com

Surah pertama dalam Al Quran disebut Ningsih terbukti manfaatnya sebagai perantara dalam menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita pasiennya. Apapun penyakitnya selalu dibacakan Al Fatihah kemudian pengobatannya ia akhiri dengan doa dan... walaaaa bisa sembuh,  begitu katanya.

Nah terus darimana ia memiliki kemampuan itu, karena tentu saja harus orang istimewa yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit terutama penyakit yang berasal dari klenik.  Karena jika hanya sekedar membaca Al Fatihah saja sebagian besar umat muslim tak kurang dari 17 kali sehari mereka membaca Surah itu, tapi tak bisa dipercayai mampu menyembuhkan penyakit.

Menurut cerita yang berkembang, konon katanya Ningsih Tinampi di sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk menyembuhkan santet, semacam "gift"yang sudah nempel di tubuhnya. Kemudian dengan bantuan seorang paranormal, "bakat" yang tadinya nempel kemudian dimasukan ke dalam tubuhnya, akh buat saya sih aneh dan agak tak masuk akal. Tapi mana ada yang masuk akal jika kita bicara hal-hal seperti ini.

Hampir di setiap cerita pengobatan berbau klenik selalu diiringi dengan kejadian-kejadian yang berbau gaib, mulai dari awal ia mendapatkan kesaktiannya hingga yang menjadi pemicu sehingga akhirnya kesaktian itu keluar dan dipergunakan untuk mengobati penyakit pihak ketiga.

Jujur saja saya agak kurang percaya terhadap hal-hal seperti ini. Saya lahir dan besar di Sukabumi, yang kata orang sih untuk daerah Jawa Barat salah satu penguasa urusan-urusan klenik dari santet hingga pelet bertebaran, terutama di Sukabumi bagian selatan, mulai dari daerah  Purabaya, Jampang Kulon hingga Ujung Genteng. Dari daerah Pelabuhan Ratu hingga Cisolok yang berbatasan dengan Banten.

Promosi dari mulut ke mulut memang menjadi efektif bagi industri perdukunan, saya pun akhirnya penasaran, kemudian bersama beberapa kawan pergilah saya ke salah satu "orang pintar" di daerah selatan Sukabumi. Dari rumah saya sudah menyiapkan cerita karangan yang dramatis walau sebenarnya tak pernah terjadi.

Setelah antri lumayan lama akhirnya saya ketemu ama dukun tersebut, kemudian saya ceritakanlah cerita rekaan saya itu, dan Dukun itu percaya terhadap cerita rekaan saya itu. ia kemudian membakar setanggi, setiap dukun itu mengucapkan kalimat dengan nada tinggi setanggi itu meletup keras bunyinya.

Kemudian asapnya, ia semburkan ke arah badan saya, sambil bertanya keadaan saya sudah baikan kah, ujarnya. Ya saya cuma mengiyakan saja, walaupun tak merasakan apa-apa, karena memang sebenarnya tak ada masalah apapun.

Berdasarkan kejadian tersebut saya meyakini bahwa segala macam hal klenik seperti tak patut saya percayai. Kalau bener ia punya kesaktian, tentunya ia akan tahu kalau saat itu sedang diceritakan masalah palsu.

Menurut saya jika pun ada yang kebetulan sembuh, itu karena faktor sugesti saja. Kekuatan pikiran memang dalam beberapa kesempatan bisa menyembuhkan penyakit. Semangat hidup bisa membantu untuk mengobati apapun penyakitnya. 

Jadi Fenomena Ningsih Tinampi itu cuma gimmick pemasaran saja, semuanya bermuara dari urusan ekonomi. Dengan subscriber Youtube sebesar itu tentu saja tak sedikit fulus yang bisa di monetasi.

Belum lagi dari pasien yang datang berobat, konon katanya calon pasien harus membayar Rp.300.000 untuk mendaftar dalam sekali  pengobatan jika dikalikan dengan jumlah pasien yang berjumlah 30 ribu orang maka uang yang berhasil diraup Rp.9 milyar, mantap kan bebas pajak pula.

Apakah ini berati sistem kesehatan yang sudah dibangun pemerintah sekarang ini kurang baik? atau Masyarakat yang tak berpikir rasional, ingin sembuh dengan cara cepat dan instan plus berbiaya tak terlalu mahal?

Fenomena Ningsih ini harus jadi renungan bagi kita semua. Kalau saya sih tak percaya itu.

Sumber. 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun