Mohon tunggu...
FERTINA RIZCHA
FERTINA RIZCHA Mohon Tunggu... -

FERTINA RIZCHA PRATIWI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan antara Anak Kreatif dan Kritis dapat menjadi Problem Solver

4 Desember 2011   10:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:51 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita tentu mengetahui tujuan pendidikan Sekolah Dasar yaitu untuk memberi bekal kemampuan dasar anak didik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan pendidikan peserta didik akan diberi bekal pengetahuan umum atau khusus dalam suatu bidang sehingga kemampuan intelektualnya diharapkan dapat berkembang secara optimal. Kemampuan intelektual disini mencakup kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif dalam menghasilkan ide- ide baru dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Menjadikan anak mampu berfikir kritis merupakan salah satu tujuan dari pendidikan. Menjadikan anak kritis baik dalam menyelesaikan atau memecahkan permasalahan maupun kemampuan mengkomunikasikan atau menyampaikan pikirannya secara kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang paling berharga yang harus pendidik sampaikan kepada peserta didik. Kemampuan berpikir kritis sangat penting bagi pengembangan keterampilan dalam memecahkan masalah seumur hidup. Dalam hal ini pendidik harus dapat menempatkan anak dalam keadaan gembira dan tidak ada pemaksaan. Buatlah kondisi sedemikian rupa agar anak senang ketika mereka menikmati diskusi dengan orangtua dan guru mereka, sehingga mereka dapat memecahkan masalah dan dapat berfikir kritis.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah, sedangkan berpikir kreatif adalah kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru. Berpikir kritis dan kreatif memungkinkan peserta didik untuk mempelajari masalah secara sistematis menghadapi tantangan-tantangan, merumuskan pertanyaan yang belum pernah dilontarkan dan merancang solusi permasalahan. Pada anak di sekolah dasar perlu melakukan langkah-langkah kecil terlebih dahulu sebelum akhirnya menjadi terampil dalam berpikir. Peserta didik selalu memiliki keterbukaan mengenai informasi baru dan mereka biasanya memiliki kemauan yang tinggi untuk berubah.

Memecahkan masalah adalah sesuatu yang sangat penting untuk mempertahankan diri (Brain Based Learning,274). Orang yang ahli dalam menyelesaikan masalah maka ia mampu untuk berkembang, sementara orang yang kurang mampu dalam menyelesaikan masalah maka tak menutup kemungkinan kehancuran akan menjemputnya. Sebagai pendidik hendaknya harus dapat memanfaatkan kemampuan keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan memfokuskan pada hal- hal yang melekat pada dirinya (pemecah masalah yang baik). Proses pembelajaran yang pendidik berikan harus mengarahkan dan melatih peserta didik untuk menghadapi berbagai masalah baik masalah pribadi maupun kelompok di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah untuk dipecahkan sendiri.

Peserta didik dapat dikatakan sebagai problem solver apabila mereka dapat melakukan hal-hal seperti dalam belajar tidak hanya sekedar mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahami pelajaran tersebut secara penuh.

Problem solver sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena dengan adanya problem solver ini maka pembelajaran akan semakin hidup dan semakin menggairahkan. Selain itu, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir kritis dan kreatif sehingga dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun