Mohon tunggu...
ferry wardiman
ferry wardiman Mohon Tunggu... -

Arsitek

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jangan Kejar Koruptor!

21 Februari 2015   20:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengejar-ngejar koruptor adalah TIDAK REALISTIS untuk mencapai kesejahteraan!.

LIMA TAHAPAN REALISTIS yang harus dilalui Jokowi adalah:

1. POSISI >

2. KOMPROMI >

3. STABILITAS >

4. SISTEM >

dan 5. KESEJAHTERAAN

Setelah mendapatkan POSISI sebagai presiden, karena kekuasaan presiden di sistem republik tidak mutlak, maka harus melakukan KOMPROMI dengan kekuatan2 lain.

Sebagian koruptor2 besar justru adalah orang2 yang sangat menentukan terciptanya STABILITAS. Dengan KOMPROMI, akan terpelihara STABILITAS karena koruptor2 besar percaya tidak akan dikejar-kejar dan masuk bui apalagi mau dihukum mati. Mereka akan diam dan jinak menikmati hartanya yang sudah telanjur dihimpunnya semasa berkuasa rezim2 sebelumnya. Bahkan mereka mungkin akan mengembalikan sebagian bila diatur seperti dengan semacam pemutihan pada "Sunset Policy" di bidang perpajakan dulu.

Maka sekarang berhentilah dahulu mengejar-ngejar koruptor kalau mau negara stabil untuk bisa melangkah ke tahap berikutnya yang paling penting!.

Tahap yang paling penting itu adalah penataan SISTEM yang meliputi segala bidang, semua aspek, semua segi, termasuk penataan SISTEM ANTI KORUPSI. Disinilah letak fungsi KPK. Bukannya kejar-kejaran dengan koruptor, sampai berkelahi dengan polisi dan jaksa. Pada sistem yang baik nanti, perilaku korupsi tidak dimungkinkan karena semua sudah rapih dan terang benderang. Hasil langsungnya adalah KESEJAHTERAAN. Itulah pemaknaan kata "Memerangi Korupsi" yang lebih realistis. Bukan hingar-bingar lantas langsung terhenti misalnya hanya karena senjata perangkat menangkapnya dipreteli ketika masa ijinnya sudah lewat. Sepele amat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun