Student loan itu menarik, walaupun ada pro dan kontra terkait berhutang untuk pendidikan. Namun menurut saya, student loan jauh lebih banyak manfaatnya daripada pinjaman konsumtif (Kartu Kredit, KPR, KKB, dsb). Bahkan student loan layak dikategorikan sebagai pinjaman produktif karena leverage pendidikan untuk meningkatkan status sos-ek seseorang itu luar biasa. Belum lagi adanya peningkatan kontribusi terhadap masyarakat dan negara karena peningkatan skill dan knowledge dari orang tersebut.
Tipe dan struktur student loan adalah kunci utama agar tipe pinjaman ini bisa lebih ber-maslahat untuk konsumennya, tidak serta-merta sekedar menjiplak kesuksesan di luar negri. Yang saya sarankan misalnya, bisa mencontoh KUR, dimana negara memberikan subsidi bunga untuk mengurangi beban debitur, sekaligus menanggung premi penjaminan risiko kredit untuk melindungi kepentingan kreditur. Ketika seorang pengusaha kecil perlu modal usaha berbunga ringan sekarang diakomodir oleh KUR (Kredit Usaha Rakyat), maka seseorang yang terbatas kondisi finansialnya dan memiliki keinginan untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui pendidikan bermutu, namun tidak punya kesempatan/kemampuan untuk mendapatkan merit based scholarship macam LPDP, dsb, bisa diakomodir oleh student loan ini.
Hal kritis lainnya adalah bagaimana mengurangi risiko NPL dari student loan? Ini menjadi PR besar karena administrasi kependudukan di Indonesia belum setertib di luar negri sana. Di US, setiap pendudukan hampir bisa dipastikan hanya memiliki satu social number. Sehingga pengemplang kredit bisa lebih mudah ditrace dan ruang geraknya dipersempit. Bagaimana di Indonesia? Kita masih on-progress
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H