George Wilhelm Friedrich Hegel adalah anak sah Romantisisme. Dilahirkan di Stuttgart pada 1770, dan mulai belajar teologi di Tubingen pada usia delapan belas tahun. Mulai 1799 dia bekerja dengan Scheling di Jena pada waktu Gerakan Romantik mengalami perumbuhannya yang paling pesat. Setelah menjalani satu periode sebagai asisten profesor di Jena dia menjadi profesor di Heidelberg, pusat Romantisisme Nasional Jerman. Pada 1818 dia diangkat menjadi profesor di Berlin, tepat pada waktu kota tersebut menjadi pusat spiritual Eropa.
Filsafat Hegel begitu luas cakupannya dan berjenis-jenis sehingga untuk saat ini kita harus berpuas diri dengan mengambil beberapa aspek utamanya saja. Sesungguhnya sangat diragukan apakah kita dapat mengatakan bahwa Hegel mempunyai filsafat sendiri. Yang biasanya dikenal sebagai filsafat Hegel terutama adalah metode untuk memahami kemajuan sejarah. Filsafat Hegel tidak mengajarkan apa-apa pada kita tentang hakikat batiniha dari kehidupan, tapi ia dapat mengajari kita untuk berpikir secara produktif.
Demikian pula bagi Hegel, sejarah itu seperti sungai yang mengalir. Setiap gerakan kecil apa pun dalam air di tempat tertentu ditentukan oleh jatuh dan berpusarnya air di hulu. Dan sejarah pemikiran-atau akal-adalah seperti sungai ini. Pemikiran-pemikiran yang dicuci sepanjang aliran tradisi yang telah lewat, serta kondisi-kondisi material yang ada pada waktu itu, ikut berpengaruh caramu berpikir. Karena itu kamu tidak dapat menyatakan bahwa pemikiran tertentu benar selama-lamanya. Tapi pemikrian itu bisa jadi benar dari tempat kamu berdiri.
Dialektika Hegel tidak hanya dapat diterapkan pada sejarah. Ketika kita membicarakan sesuatu, kita berpikir secaa dialektis. Kita berusaha menemukan kelemahan kelamahan dalam argumen. Hegel menyebut itu pemikiran negatif. Tapi ketika kita emnemukan kelemahan-kelemahan dalam suatu argumen, kiat menyimpan yang terbaik darinya.
Hegel menekankan apa yang dinamakan kekuatan ‘objektif’. Di antara kekuatan semacam itu, Hegel menekankan pentingnya keluarga, warga masyarakatdan negara. Kamu dapat mengatakan bahwa Hegel bersikap agak skeptis mengenai individu. Dia percaya bahwa individu adalah bagian organis dari masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H