Mohon tunggu...
ferry rahmany
ferry rahmany Mohon Tunggu... -

Mahasiswa yang baik dan stabil

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Count of Monte Cristo

11 Januari 2011   04:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:44 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah cerita yang diangkat dari sebuah buku novel karangan penulis besar Perancis, Alexandre Dumas yang diterbitkan sekitar tahun 1870an. The Count of Monte Cristo hanyalah salah satu dari sekian banyak karya Alexandre Dumas yang tak kalah fenomenal seperti The Three Musketeers. Novel ini mengambil latar belakang jaman pergolakan di Perancis pada saat runtuhnya kekuasaan Napoleon Bonaparte sebagai panglima perang Perancis, dengan segala intrik dan skandal yang meliputinya.

The Count of Monte Cristo sarat akan pesan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kehidupan yang kala itu seperti tengah dilanda krisis moral. Dimana dikisahkan seorang pria muda yang polos bersahaja dapat berubah total menjadi sosok yang mampu melakukan segala hal demi menuntaskan dendamnya. Pria tersebut hanyalah kambing hitam dari intrik dan skandal politik dalam rangka menjatuhkan posisi Napoleon Bonaparte yang tengah menjalankan misi agresinya ke berbagai belahan dunia untuk memperluas kekuasaan kerajaan Perancis kala itu.

Edmon Dantes dipaksa harus melepaskan segala bentuk kehidupan yang baru diraih dan berencana dinikmati bersama dengan gadis pilihannya. Selama 13 tahun dalam pengasingan dan melepaskan semua jati diri sebagai Edmon Dantes yang diberitakan telah mati, ia memupuk semangat bertahan hidup dengan rasa benci untuk melampiaskan balas dendam terhadap siapapun yang telah merenggut kehidupannya. Terlebih pada kawan karibnya sendiri yang memang selama ini memiliki rasa iri terhadap pencapaian Edmon baik dalam karir maupun percintaan yang dengan keji menjebloskan Edmon sebagai kambing hitam.

Hingga pada satu titik pencapaian dalam pembalasan dendam Edmon Dantes yang telah berevolusi menjadi The Count of Monte Cristo, teringat pesan mendiang gurunya selama dipengasingan.. Apa yang menjadikannya seperti saat ini? Dendam semata-matakah? Mungkinkah bara dendam itu hanyalah sebuah sarana untuk bertahan hidup selama dipengasingan hingga datang waktunya bahwa kebenaran akan terungkap? Temukan kebenaran hakiki versi anda sendiri didalam cerita ini..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun