Mohon tunggu...
Ferrynela Purbo
Ferrynela Purbo Mohon Tunggu... -

saya adalah orang yang lahir dan besar di daerah pesisir pantai utara jawa. Rembang, kota kecil itulah yang aku dilahirkan dan di besarkan. saat ini sedang menempuh study di UKSW salatiga.mencari pengalaman melalui sekolah kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Myrmecodia

27 Januari 2011   01:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu hal yang disesalkan akan posisinya sekarang. Dia melihat suatu ketidak beresan. Harga pupuk di kecamatan dimana dia berdinas melonjak tak terkira. Hal inilah yang membuatnya kecewa. Bagaimana tidak, yang mereka lakukan telah mencekik leher para petani. Pegawai sebelumnya tak mampu untuk berbuat apapun. Hatinya tergugah, dengan lantang dan mungkin sendiri dia berteriak menentang hal tersebut. Tak ada rasa kuatir sedikitpun. Baginya yang penting bekerja dengan baik dan mematuhi peraturan. Krena itu adalah hak para petani yang telah di zolimi. Dari sini lah dia dikenal masyarakat. meski sedikit usahanya membuahkan hasil.

Hal ini mengikis pandangan tentang kemewahan, untung rugi, dan keberhasilan fersi para dosen yang mengejariku tentang hal itu. Ya aku belajar di bagian ekonomi yang kebanyakan membahas tentang uang dan harta. Seolah itu sudah terlihat dan berada di tangan para “mahasiswanya”. . apa lagi sekarang beralih nama menjadi Faultas Ekonomika Dan bisnis, yang menurutku hanya segi bisnisnya diutamakan.lebih memperkuat dan mempertajam untung rugi. Meski tak semua ilmu yang mereka ajarkan tertampar disini, masih terdapat ilmu yang masih dapat digunakan. Yaitu menjadi pekerja yang efektif dan effisien. Meski sebenarnya aku tak paham betul.

Kegelisahanku kembali terkuak. Oh Tuhan betapa kehidupan mereka begitu sederhana. Padahal aku berada di rumah dan kos yang boleh di katakana jauh dari kehidupan seperti ini.
Sosok seorang budi telah mengubahkan beberapa pandangaku tentang kehidupan. Beliau adalah orang tua sekaligus panutan bagiku. Terkadang melihat penderitaannya ingin rasanya aku menjerit dan menitikan air mata. Namun, melihat semangatnya untuk memenuhi panggilannya sebagai pekerja yang tak pernah tamak akan kedudukan. Sekaligus sebagai kepala keluarga yang harus menghidupi seluruh keluarganya. Kembali membuatku untuk bersemangat. Baginya hidup adalah perjuangan, jika menginginkan hasil baik ya harus bekerja dengan baik. Dan untuk bekerja dengan baik mulailah dengan hal kecil. Pesan itulah yang selalu ku ingat dan aku usahakan untuk melaksanakannaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun