Mohon tunggu...
Ferry Koto
Ferry Koto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Usahawan, Memimpikan Indonesia Yang Berdaulat, Yang bergotong Royong untuk Mandiri dan Bermartabat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ingin Berperan-nya (kembali?) Angkatan 77/78

2 Maret 2014   23:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13937505351422255370

[caption id="attachment_298152" align="aligncenter" width="550" caption="Ilustrasi gambar group Musik D"][/caption]

Rencana hari minggu ini akan habiskan waktu membaca sebuah Buku baru pemberian Prof. Daniel M. Rosyid, Guru Besar Teknik Kelautan ITS. Sebuah buku tentang Modernitas Indonesia Abad 21 dalam perspektif Maritim dan Energi. Buku yang dari judulnya saja sudah mempesona saya untuk segera membacanya, apalagi ini ditulis oleh seorang pendidik sekaligus praktisi dibidang maritim.

Baru saja membaca beberapa lembar, dapat kiriman link tulisan dari seorang teman, tentang sebuah tulisan menarik di Kompasiana yang ditulis oleh Dr. Musni Umar. Teralihkan lah niat membaca untuk sementara.

Tulisan di Kompasiana tersebut sangat mengelitik dengan judul mengaduk-ngaduk rasa penasaran "Angkatan 77/78: Pemerintahan SBY Tidak Beri Manfaat Nyata Pada Rakyat Jelata, Pro Pemodal dan Pro Asing".

Bukan hanya rasa penasaran ingin tahu argumentasi apa yang digunakan untuk mendukung kesimpulan tentang pemerintahan SBY, tapi yang lebih menggelitik adalah karena kesimpulan ini dilakukan oleh angkatan 77/78. Sebuah angkatan yang kalau dihitung masa nya dari sekarang adalah sebuah angkatan yang sudah cukup "tuwir". hehehe,.. Ini serius, betul betul sudah old mestinya, tapi koq ya masih keras dan lantang suaranya menyikapi Pemerintahan SBY. Pemerintahan yang notabene kebanyakan diisi oleh angkatan ini juga (plus-minus). Dari sisi usia saja setidak nya mereka rata rata sudah di usia 58-60 tahun. Betul-betul angkatan old fashion tapi dengan spirit tetap muda dan oposan.

Siapa itu angkatan 77/78

Mari kita lihat kebelakang sejenak, mungkin banyak diantara anak muda saat ini, mahasiswa atau bisa jadi aktivis pergerakan, tidak cukup mengenal angkatan 77/78 dan kiprahnya. Beda dengan angkatan 74 yang terkenal dengan persitiwa Malari-nya, yang sampai sekarang masih sering jadi bahan diskusi dan dikisahkan sebagai pembangkit semangat juang para aktivis kampus.

Angkatan 77/78 ini merujuk pada masa Dewan Mahasiswa (DEMA) terakhir di Indonesia, sebelum dipunahkan oleh konsep NKK/BKK Daoed Joeseof. DEMA periode 77 dan 78 dikampus-kampus Indonesia diisi oleh mahasiswa dari angkatan masuk 70-74, dengan periode menjabat di DEMA tahun 77/78.

Periode DEMA ini lah masa puncak perlawanan Mahasiswa melawan kediktatoran Presiden Soeharto. Dimulai dengan kasus pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) oleh DEMA ITB, UI dan IPB di Bogor saat Pemilu tahun 1977. DPRS ini sebagai bentuk penolakan Mahasiswa atas sikap DPRD Jawa Barat yang kembali mengusulkan Soeharto sebagai Presiden.

Masa itu terkenal tokoh DEMA, seperti Al Hilal Hamdi, Kemal taruk, Farid Faqih, Ramles Silalahi. Semua penggagas DPRS ini ditahan pemerintah order baru. Penolakan kediktatoran Soeharto berlangsung terus di tahun itu, hingga pada oktober 1977 terjadi demo besar-besaran di Bandung pada peringatan Sumpah Pemuda oleh DEMA se Indonesia. Demo yang sangat besar masa itu tapi dapat ditekan militer dan tidak sampai terjadi benturan di lapangan.

Klimaks pergerakan mahasiswa menolak kedikatatoran Soeharto ini memuncak di Kampus Ganesha ITB pada Januari 1978 dengan dikeluarkannya Buku Putih Perjuangan Mahasiswa 1978 dan pernyataan sikap "Tidak Mempercayai dan Tidak Menghendaki Soeharto Kembali Menjadi Presiden RI". DEMA ITB masa itu digawangi oleh Herry Achmadi, Rizal Ramli, Indro Tjahjono (pasti semua pembaca tahu apa posisi mereka saat sekarang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun