Mohon tunggu...
Ferry Irawan
Ferry Irawan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tari Saman dari Gayo, Budaya Indonesia yang Diakui UNESCO'

3 Agustus 2022   22:00 Diperbarui: 3 Agustus 2022   22:02 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun Tari Saman kemudian berkembang menjadi boleh dilakukan oleh perempuan juga dan penarinya berjumlah lebih dari sepuluh orang.

Hal ini disebabkan karena semakin banyak penari, maka akan semakin ramai dan membuat Tari Saman semakin menarik.

Nah, banyaknya penari yang melakukan Tari Saman inilah yang membuat tarian ini semakin unik dan menarik, teman-teman.

Konsentrasi, formasi, dan ketepatan waktu adalah hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tarian ini.

Para penari harus memukul dada serta paha penari itu sendiri dan penari yang ada di sebelahnya. Selain itu mereka juga menggerakkan atau menghempaskan tubuh ke berbagai arah.

Kalau para penari tidak berkonsentrasi dan tidak kompak, tentu tarian yang dihasilkan saat melakukan tari Saman akan terlihat tidak sinkron atau tidak tepat, teman-teman.

Tidak Perlu Lagu dan Alat Musik Pengiring

Saat menari, tentu ada lagu, musik, maupun alat musik yang digunakan sebagai pengiring saat penari melakukan tariannya.

Namun berbeda dengan Tari Saman, nih, teman-teman, karena dalam melakukan tarian ini, tidak membutuhkan lagu maupun alat musik pengiring.

Tarian ini hanya diiringi suara tepuk tangan, tepukan di dada, atau tepukan di paha penari saat melakukan gerakan tarian untuk menyeimbangkan tubuh saat mereka melakukan gerakan menghempas.

Selain itu, Tari Saman juga semakin meriah dengan lagu-lagu atau suara yang dilakukan oleh para penari, lo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun