Mohon tunggu...
Ferry Ferdyansyah
Ferry Ferdyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus di Cibiru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bijak Bermedia Sosial dengan Prinsip Pancasila

27 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 27 Desember 2024   19:00 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis 1 : Ferry Ferdyansyah

Penulis 2 : Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd., M.H.

Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Platform ini memungkinkan komunikasi tanpa batas, mempermudah akses informasi, hingga membuka peluang ekonomi. Namun, kebebasan yang ditawarkan media sosial juga menimbulkan tantangan besar, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, hingga perundungan siber. Berdasarkan laporan Digital Civility Index (DCI) dari Microsoft pada tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat ke-29 dengan nilai DCI 76, menunjukkan rendahnya tingkat keberadaban netizen Indonesia dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Taiwan. 

Perilaku buruk di media sosial sering kali muncul karena anonimitas yang membuat pengguna merasa aman dari konsekuensi sosial di dunia nyata. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila, yang mengedepankan etika, moral, dan penghormatan terhadap sesama. Prinsip Pancasila memberikan pedoman bagi masyarakat untuk bersikap bijak dalam menggunakan media sosial, menjaga harmoni, dan mencerminkan karakter bangsa yang beradab. 

Tantangan dalam Bermedia Sosial  

Salah satu masalah besar di dunia maya adalah penyebaran informasi yang tidak diverifikasi. Hoaks, ujaran kebencian, hingga konten yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dapat memicu perpecahan. Di sisi lain, perundungan siber atau cyberbullying berdampak serius pada kesehatan mental korban. Kasus-kasus ini tidak hanya merusak hubungan sosial tetapi juga dapat memicu konflik yang lebih besar. Kemudahan bersembunyi di balik akun anonim sering kali menjadi pemicu perilaku negatif ini. Tanpa identitas yang jelas, banyak pengguna merasa bebas untuk menghina, menghujat, bahkan melakukan tindakan penipuan. Fenomena ini menggarisbawahi pentingnya literasi digital untuk membentuk masyarakat yang lebih kritis dan etis dalam menggunakan media sosial. 

Prinsip Pancasila dalam Bermedia Sosial  

Sebagai pedoman moral bangsa, Pancasila menawarkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan ini. Berikut beberapa cara mengaplikasikan prinsip-prinsip Pancasila dalam aktivitas bermedia sosial: 

1. Menjaga Kesopanan dalam Berkomunikasi 

Penggunaan bahasa yang sopan, lugas, dan tidak multitafsir mencerminkan penghormatan terhadap nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Hindari kata-kata kasar atau provokatif yang dapat memicu konflik di media sosial. 

2. Menghindari Penyebaran Konten Negatif 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun