Menurut Sasongko, Mubarakah, Ningrum, Febriana, Hanum, Pratiwi, dan Zuryati (2018), pengaduan diklasifikasikan sebagai berikut:Â
1. Piutang usaha pelanggan
2. Piutang usahaÂ
3. Piutang lain-lainÂ
Arti Penting Manajemen Piutang Bagi Perusahaan
1. Likuiditas Perusahaan
Manajemen piutang yang baik dapat meningkatkan likuiditas perusahaan dengan mempercepat siklus kas. Dengan mengelola dengan efisien pembayaran piutang, perusahaan dapat mempercepat aliran kas dan memenuhi kewajiban finansialnya dengan lebih baik.
2. Profitabilitas
Manajemen piutang yang efektif dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan meminimalkan risiko kredit yang tidak dibayar dan mengurangi biaya administrasi terkait dengan penagihan piutang.
3. Pemantauan Kinerja
Manajemen piutang memberikan informasi penting tentang kinerja keuangan perusahaan. Pemantauan pembayaran piutang dapat memberikan wawasan tentang pola pembayaran pelanggan, risiko kredit, dan performa penjualan.
4. Manajemen Risiko Kredit
Pengelolaan risiko kredit adalah bagian integral dari manajemen piutang. Perusahaan perlu mengevaluasi kelayakan kredit pelanggan untuk mengurangi risiko kredit yang tidak dibayar.
Anwar (2019) menyatakan bahwa tujuan pengelolaan piutang adalah untuk menjamin kelancaran kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan dengan memastikan penagihan piutang secara tepat waktu tanpa mempengaruhi kredibilitas perusahaan.
Ada tiga konsep penting dalam piutang:Â
1. Pemilihan dan standar kredit
Pemilihan dan standar kredit (Credit Determination and Benchmarks) merupakan pelaku usaha dapat menerapkan standar kredit untuk membuat pilihan kredit kepada calon nasabah (konsumen). Menurut Suherman & Siska (2021) untuk menentukan standar penilaian pelanggan dapat dilakukan dengan metode 5C yaitu characters, capacity, capital, collateral, dan conditions.
2. Persyaratan kredit
Irfani (2020) menyatakan bahwa, persyaratan kredit (Credit Terms) atau kebijakan kredit memiliki arti ganda bagi perusahaan, di satu sisi kebijakan kredit memiliki dampak langsung terhadap penjualan, dan di sisi lain, tingkat volume penjualan berhubungan positif dengan biaya dan risiko kredit. Melonggarkan kebijakan kredit dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu kredit, dan memberikan potongan tunai atau diskon yang besar, hal tersebut akan meningkatkan pertumbuhan penjualan, dan sebaliknya, pengetatan kebijakan kredit akan mengurangi penjualan kredit dan mengurangi risiko kredit.