Titik hitam kembali berulah
Berdiri kaku menatap senja
Sang malam tak membuatmu berubah
Menjadi putih untuk dipuja
Sinis terdengar hinaan para durja
Tidak berguna, merepotkan saja
Purnama mendadak buta
Dan laut menjadi terbata-bata
Dikau adalah peraduan bagi sang manis
Dikau adalah istana untuk si tampan
Dikau adalah titik hitam yang pesimis
Di tengah tumpukan kehidupan nan elegan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!