Tetes embun pagi memulai kisahnya.
Ditemani keceriaan dari burung gereja.
Mengantarkan langkah seorang anak menuju gerbang tawa.
Tuk mencari teman bermain bersama.
Dia berlari kala sang hujan membasahi bumi.
Sayup terdengar suara ayah memanggil tuk kembali.
Namun dia tetap berlari kesana kemari.
Sambil menanti kan sapaan hangat sang pelangi.
Langit jingga terlihat dari matanya.
Mengisyaratkan malam yang segera tiba.
Dia bergegas menutup lembaran cerita.
Dalam sapaan "sampai jumpa" untuknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H