Mohon tunggu...
Ferry Arbania
Ferry Arbania Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalist

Penyiar Radio Nada FM Sumenep, Redaktur Madura Harian Pagi Memorandum Surabaya, Penyair dan aktivis Pesantren.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berkiblat pada Arus

26 Desember 2013   23:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:27 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_286217" align="aligncenter" width="614" caption="Ilsutrasi (alamendah.org)"][/caption] Berkiblat pada arus

Getah langit berkarat

‘ku temukan laut bertangis-tangis gelombang

senandung camar terseok.

Redam peluh

tenggelam di kedai subuh

deras gerimis bersahutan di kelopak karang

hujan tumbuh badai

debur berangsur,nyiur melambai

salam terapung :Subhanallah,darah siapa lagi

kental ,pekat

tinggal kesaksian pantai;angin diam-diam

dingin diam dalam-dalam

air kasih,selendang kekasih

maut,kecupan

anyir dan rerimbun bebatu

helaan nafas,

bening menggenang ditengah himpitankabut

nurani bertasbih.Bulan telanjang

pada kedalaman arwah

cahaya Cinta ;

hangat memantul

pudar gelak  serentak

denyut sembilu berpacu

:gemerincing tasbih,gugur satu-satu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun