Mengenal Sejarah Singkat Bumi Siliwangi UPI

Modul nusantara adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa program pertukaran mahasiswa merdeka. Pertukaran mahasiswa merdeka adalah program yang dibuat oleh pemerintah untuk mahasiswa selama satu semester. Para mahasiswa PMM dapat melatih keterampilan (skills) kepemimpinan karena di lokasi penempatan, mahasiswa akan bertemu dengan lingkungan dan budaya baru, berkenalan dengan teman-teman baru, serta berhadapan dengan tantangan-tantangan baru.Pada kesempatan ini mahasiswa program pertukaran mahasiswa merdeka di daerah bandung ditugaskan untuk mengenal sejarah bumi siliwangi.

Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat menjadi salah satu kota terbesar diindonesia. Kota ini dijuluki sebagai kota kembang karena pada zaman dulu kota ini sangat cantik dengan banyaknya  bunga dan pepohonan yang tumbuh di sana. Secara geografis Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan. dalam kota ini teradapat beramacam macam sejarah. Salah satu sejarah dalam kota ini adalah sejarah villa isola.

Villa Isola (sekarang Bumi Siliwangi) adalah bagian dari bandung, jawa barat. Villa isola termasuk dari art deco.Art deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939

Villa ini menghadap ke lembah dengan pemandangan kota, Villa ini telah dibangun pada tahun 1933 oleh arsitek Belanda. gedung ini dipakai oleh IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, yang sekarang menjadi Universitas Pendidikan Indonesia-UPI).  di Batavia ketika terjadi perpindahan penduduk  mulai terjadi, banyak orang mendirikan villa di pinggiran kota dengan gaya arsitektur klasik tetapi selalu beradaptasi baik dengan alam dan ventilasi, jendela dan gang-gang yang berfungsi sebagai isolasi panas matahari.

Pada masa pendudukan Jepang, Gedung ini sempat digunakan sebagai kediaman sementara Jendral Hitoshi Imamura saat menjelang Perjanjian Kalijati dengan Pemerintah terakhir Hindia Belanda di Kalijati, Subang, Maret 1942. Gedung ini dibangun atas rancangan arsitek Belanda.

Gedung ini berarsitektur modern dengan memasukkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik utara-selatan seperti halnya Gedung Utama ITB dan Gedung Sate. Gedung sate adalah Gedung yang memiliki ciri khas berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, yang telah lama menjadi penanda

Secara keseluruhan bangunan dan taman bagaikan air bergelombang yang timbul karena benda jatuh dari atasnya, sehingga gedung ini merupakan penyesuaian arsitektural antara bangunan terhadap lingkungan.

Pada taman belakang terdapat kolam dengan. Pintu gerbang masuk ke komplek villa ini terbuat dari batu yang dikombinasikan dengan besi membentuk bidang horisontal dan vertikal.

Schoemaker yang adalah arsitek gedung ini banyak memadukan falsafah arsitektur tradisional dengan modern dalam bangunan ini. Secara konsisten, ia menerapkannya mulai dari kesatuan dengan lingkungan, orientasi kosmik utara selatan, bentuk dan pemanfaatan sinar matahari untuk mendapat efek bayangan yang memperindah bangunan.

Didekati gedung ini terdapat Sundial atau jam matahari merupakan sebuah kearifan lokal, lahir sejak zaman nenek moyang. Nenek moyang adalah orang jenius yang bisa mengamati gejala-gejala fenomena alam. Jam matahari bisa memberikan kesadaraan tentang waktu.