Seorang perokok setengah baya datang ke rumah sakit untuk memeriksa paru prunya... setelah dia di periksa dokter pun mengambil kesimpulan ( diagnose )... Dokter   : kalau anda mau hidup panjang,anda harus makan yg bergizi,banyak istirahat,banyak berolah raga ,kurangi sex,dan terakhir berhenti merokok ,begitulah nasehat si dokter .... Pasien    : kalau makan yg sehat,istirahat yg banyak ,berolah raga,mengurangi sex saya bisa lakukan dok... tapi berhenti merokok kayaknya sedkit susah katanya pula... Dokter     : ya,saya tau tapi anda harus behenti merokok agar anda bisa hidup lebih panjang..akhirnya si pasienpun berjajnji untuk berhenti merokok (yg telah dia lakukan sejak dia berumur 16 thn.) Seminggu setelah kunjungannya ke dokter ,nama pasien ini tercantum disebuah koran bagian duka cita . pasien ini mati tertabrak sebuah sedan di permpatan jalan,pasalnya sebelum dia berhenti merokok ,dia selalu melihat kekiri dan kekanan bila hendak menyebrang(sambil mengisap rokok ) walaupun lampu hijau telah menyalah, tapi setelah dia berhenti merokok ,begitu lampu hijau menyalah dia langsung melangkahkan kaki tanpa melihat kiri kanan lagi ,mungkin karena si dokter berjanji kalau dia berhenti merokok maka dia akan mempunyai hidup yg lebih panjang tapi dokter ini lupa menambahkan harus tetap berhati bati ditempat penyebrangan.... Ternyata dokter juga seorang manusia yg tdk luput dari kesalahan,sebagaimana juga manusia manusia lainnya dengan profesi yg berbeda beda.... karena sesungguhnya berbuat salah adalah hal yg "manusiawi" . Moral dari cerita ini : Umur manusia bukan di tangan dokter,karena dokter itu bukan Tuhan (dewa )tapi hanya manusia biasa yg kebetulan telah mempelajari ttg pathologie ( ilmu penyakit ) lebih dahulu daripada yg bukan dokter...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H