kecelakaan yang sering terjadi di jalan raya dan telah banyak menimbulkan korban nyawa melayang sia-sia.
Setiap hari pasti mendengar atau melihat secara langsung maupun melihat dari media sosial, televisi tentangSebagai pengguna jalan raya, sering kali pengguna mengabaikan peraturan berlalu-lintas. Bahkan mengabaikan keselamatan pribadi maupun orang lain. Ketidak pedulian (cuek) ini menyebabkan sering menjadi pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dan sering kali ego yang tinggi membuat pengguna jalan raya mengabaikan teguran dan nasehat dari orang lain.
Bahkan sering terjadi percecokan antara pengguna jalan raya karena teguran yang baik di salah artikan. Padahal teguran tersebut bukan untuk menyalahkan, hanya memberitahu dan mengingatkan sesama pengguna jalan raya untuk kepentingan bersama sebagai pengguna jalan raya.
Memang jika dilihat kharakter masyarakat Indonesia jika mendapat teguran atau nasehat dari orang lain khususnya tentang peraturan berlalu lintas. Menganggap teguran dan nasehat tersebut sebagai penghinaan, yang akhirnya terjadi keributan antara pengguna jalan raya.Â
Karena hal inilah Indonesia masuk dalam kategori Negara yang memiliki angka kecelakaan di jalan raya peringkat ke tiga terbesar di dunia (sumber viva, 18 Maret 2019).
Ironis sekali memang jika melihat data ini. Tidak selaras dengan gaungan di dunia luar, bahwa Indonesia di kenal dengan masyarakat  yang ramah tamah dan murah senyum.
Untuk itulah di perlukan kesadaran di setiap pribadi masyarakat Indonesia untuk menyikapi hal ini.Â
Padahal Pemerintah telah sering memberi pelajaran tentang penggunaan berlalu lintas di jalan raya, baik secara langsung maupun lewat media televisi dan sosial media. Tapi rupanya hal masih belum cukup memberi pengajaran kepada masyarakat Indonesia pada umumnya.
Untuk inilah di perlukannya media lain, agar bisa menyampaikan pengajaran dan pengetahuan (ilmu) dalam berkendara di jalan raya. Pengajaran atau pelajaran tentang berkendara yang baik ini, Â bisa melalui dunia akting yaitu sinetron dan film.
Kalau di lihat ada beberapa sinetron yang menampilkan iklan tidak lagi melalui jeda iklan yang biasa di tampilkan dalam beberapa acara di televisi. Banyak iklan sekarang masuk langsung ke acara sinetron yang menjadi bagian akting dari sebuah sinetron. Biasanya artis sinetron ini langsung menampilkan bagian iklan yang sengaja di masukkan ke bagian cerita dalam sinetron.
Yang sengaja di sisipkan, bahwa ini merupakan bagian dari cerita sinetron. Padahal hal tersebut adalah iklan yang sengaja di kombinasikan menjadi bagian dalam cerita sinetron.
Di sinilah peran pembelajaran berlalu lintas bisa menjadi bagian dari sebuah cerita sinetron atau film. Bukan berarti iklan, tapi karakter para pemain ketika mengendarai motor harus menggunakan helm atau pengendara mobil menggunakan safety belt atau hal lain yang bisa memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang peraturan berlalu lintas ketika menyaksikkan sebuah acara sinetron maupun film.
Ada sebuah film dari negara Paman Sam (USA), dimana ada peran yang menggambarkan 4 orang perampok. Tapi ketika mengendarai sebuah mobil, teman si perampok mengatakan untuk mengenakan safety belt kepada teman lainnya. Padahal dalam cerita ini, mereka berperan sebagai perampok. Tapi tidak lupa untuk juga memikirkan keselamatan mereka ketika sedang berkendara.
Ada juga dalam beberapa film mereka selalu menunjukkan secara tidak langsung, untuk mentaati lalu lintas. Seperti tidak melewati marka jalan seperti zebra cross. Dan ketika mengendarai sepeda motor, mereka tidak lupa untuk mengenakan helm. Dan terkadang ada sebuah film dimana ketika anak mengendaraai sebuah sepeda, orang tuanya tidak lupa mengingatkan dan berkata "Jangan lupa helm mu".
Ada juga beberapa adegan yang menggambarkan akting dalam keadaan merokok, pemain lain dalam cerita tersebut mengatakan " Hai..bung, itu akan membuat paru-parumu rusak (bolong)".
Secara tidak langsung mereka memberi pembelajaran tentang hal yang baik, di luar sebenarnya mereka membuat film untuk mencari keuntungan belaka. Tapi tidak lupa untuk tetap memberi pelajaran yang baik. Walau adegan film yang ditampilkan penuh dengan adegan kekerasan.
Beda halnya acara sinetron dan film Indonesia, banyak sinetron dan film Indonesia mengabaikan hal ini. Tapi tidak semua, ada juga beberapa sinetron atau film Indonesia menampilkan pelajaran berlalu lintas. Di luar, apakah ini di sengaja atau hanya kebetulan saja. Untuk inilah di perlukan sosok Sutradara yang mampu melihat hal ini. Â
Sehingga sinetron atau film tersebut tidak hanya mengejar jam tayang atau keuntungan belaka. Tapi juga membantu pemerintah untuk memberi pelajaran kepada masyarakat bagaimana menjadi pengguna jalan yang baik khususnya berlalu lintas di jalan raya.
Jika dalam cerita sinetron atau film menampilkan akting mengendarai kendaraan seperti motor, tidak lupa untuk mengenakan helm. Atau jangan ada sebuah sinetron atau film yang menampilkan anak di bawah umur untuk mengendarai sepeda motor. Atau selalu mengenakkan safety belt saat mengendarai mobil bagi para pemainnya. Atau bisa juga untuk tidak membuang sampah sembarangan ketika berkendara...dan hal lainnya.
Sisipkan saja dalam cerita tersebut tentang pelajaran berlalu lintas yang di sesuaikan dengan cerita sinetron atau film. Sehingga secara tidak langsung akan membantu pemerintah untuk menggalakan "Displin Berlalu Lintas".
Jadi ada tanggung jawab moral bagi pemain sinetron atau film khususnya sutradara, menjadikan tontonan sinetron atau film menjadi bagian sponsor untuk menggalakan disiplin berlalu lintas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H