Mohon tunggu...
Ferry Kristianto
Ferry Kristianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya nasionalis tulen dan maniak Linux. :D

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pakai Linux apa gak ya?

31 Maret 2012   02:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14 2208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13331595701766505020

Saya menulis ini bukan karena saya maniak Linux atau kalau pimpinan saya bilang, "Dasar kamu emang sudah Linux-minded". Saya bekas maniak Windows lho, saya juga ahli utak atik Windows. Tapi kemudian jatuhlah hati saya pada Sistem Operasi Linux. Yang harus diingat (terutama oleh teman-teman di YPLI - Yayasan Penggerak Linux Indonesia atau pun komunitas Linux/OpenSource) adalah Linux tidak sama dengan Windows. Kenapa harus selalu dipadankan dengan Windows? Ini sama seperti jeruk dengan manggis, rasanya sama-sama asem, tapi kan beda. Saya juga sudah "mengedukasi" teman-teman di Sekolah (termasuk siswa), dan penekanannya adalah "Linux emang beda, jangan samain dong." Kalau ditanya enak mana pakai Windows sama Linux, maka jawab saya, "Tergantung, kalau nge-game enakan pakai Windows. Kalau sehari-hari enakan pakai Linux." Sebenarnya apa sih kelebihannya?Begini ya, saya kasih yang praktis saja, berdasar pengalaman saya menggunakan Linux selama 9 tahun: Linux itu stabil, sangat stabil, jarang banget error. Disaat laptop Windows sibuk update antivirus, saya tenang-tenang aja tuh tancepin flashdisk. Laptop Windows kadang error karena drivernya mendadak error, dan solusi terparah adalah install ulang. Tapi ngga ada tuh namanya driver di Linux bisa error, cukup setting sekali dan bisa pakai terus. Saya ada server di Sekolah yang menggunakan Ubuntu 8.04, dan sudah jalan hampir 4 tahun tanpa saya perlu install ulang. Kalau PC pakai Windows? Wah bisa tiap tahun saya install ulang. Herannya ini juga jadi kebiasaan rutin teman-teman saya yang pakai Windows, kok ya mau tiap 6 bulan install ulang. Linux itu cocok dengan 90% peralatan. Tinggal tancap, langsung bisa dipakai. Ngga perlu install driver sana-sini. Windows? Mana bisa peralatan dipakai tanpa driver. Bagaimana kalau peralatan anda tidak didukung? Artinya peralatan anda termasuk yang 10% itu. :D Saya nyalain laptop cuman butuh waktu kurang dari 20 detik. Matiin lagi cuman butuh waktu 5 detik. Konek wifi cuman butuh 8 detik. Bandingin deh di Windows, mau loading desktop aja banyak amat software-software-nya, antivirus-lah, aplikasi foto-lah, printer-lah. Belum lagi kalau mau matiin, bisa nunggu hampir satu menit. Nanti begitu konek, antivirus langsung minta update, Windows minta update, tiba-tiba kuota internet habis. Kalau pakai Linux, saya tenang-tenang aja tuh mau Laptop saya konekin dan saya tinggal. Saya install Linux bisa dari CD, dan flashdisk. Kalau install Linux dari flashdisk cuman 10 menit sudah langsung dipakai, komplit semua sudah ada (Firefox, OpenOffice, aplikasi foto, video, musik, dsb). Kalau Windows? Kalau pakai CD alamak lamanya... Hampir 40 menit... Belum lagi harus nambah aplikasi antivirus-lah, office-lah, editing ini-itu-lah.. Total waktu sampai bisa digunakan bisa sampai 2 jam... Ribet bener.. Linux emang beda, waktu anda pakai pertama kali emang deg-degan. Tapi habis pakai, anda dijamin minta tambah. :) Anggap aja analoginya seperti ini: Dulu waktu anda ganti handphone dari Nokia ke Blackberry, komplain gak? Engga kan? Setahu saya kok ngga ada yang komplain "Blackberry kok ngga kaya Nokia saya yang lama ya? Dulu saya bisa ini-itu, sekarang kok cuman dapetnya BBM doang?" Atau rasanya gak ada juga yang komplain dan mengeluh waktu pakai hape Apple iPhone: "Kok ngga bisa BBM sih? padahal lebih mahal. Wah jelek nih hape." Kenapa sih kita tidak komplain dengan perangkat yang notabene Sistem Operasinya berbeda? Karena kita menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa emang beda, mau diapa-apain emang beda. Sama seperti Linux, emang beda banget sama Windows. Struktur filenya berbeda, program-nya berbeda, cara instalasinya berbeda. Tapi menyenangkan untuk dipelajari. Nah, sekarang balik ke pertanyaan awal: "Pakai Linux gak yaa?". Saran saya, cobain aja dulu. Linux bisa diinstall di flashdisk kok. Atau kalau mau, bisa pakai aplikasi macam virtualbox. Saya sih lebih menyarankan anda menggunakan booting dari flashdisk, praktis. Caranya gampang, tinggal download aplikasi Unetbootin dan sebuah file image CD Linux (misal Ubuntu) terbaru. nanti Unetbootin akan mengatur semua. Kalau bingung bisa baca dokumentasinya Unetbootin. Setelah selesai, cabut flashdisk, restart laptop dan tancapkan flashdisk kembali lalu atur supaya BIOS booting ke flashdisk. Anda ngga harus jadi ahli untuk sekedar mencoba Linux. Tapi kalau anda hardcore gamer, jangan pakai Linux. Game-game PC yang keren adanya di Windows. Bisa sih kalau harus pakai wine (Wine adalah windows emulator) atau virtualbox. Tapi tetap pengalaman game paling asyik emang di Windows. Kalau hanya aplikasi sehari-hari, Linux sudah lebih dari cukup. Selama mencoba. :) Saya kasih screenshot desktop Linux saya ya: :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun