Mohon tunggu...
Ferry Silitonga
Ferry Silitonga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My life = psychology + movies + musics

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Hidup yang Tak Terlupakan (1)

22 September 2010   10:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:03 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_265732" align="alignleft" width="260" caption="sidicmanggala.blogspot.com"][/caption]

Melalui tulisan ini, aku mau mengingat dan merajut kembali beberapa kisah dalam hidupku yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Jadi, cerita ini akan terbit (sok bangett…) dalam beberapa seri, dimana di dalamnya, ada kisah yang mengubah hudupku secara drastis hingga sekarang, pengalaman sedih, membanggakan, memalukan, aneh, dan lain-lain.

Jadi, mungkin saja ceritaku ini, sangat biasa bagi sebagian orang yang, membaca tapi buatku, itu pengalaman yang sangat berharga. Oleh karena itu harap dimaklumi. Tulisan ini ku dedikasikan kepada begitu banyak orang disekitarku yang bergitu luar biasa menempa aku hinnga pada saat ini. Kalian semua adalah yang terbaik…

3 Hari 3 Jenis Keajaiban

Cerita ini terjadi, masih baru, beberapa bulan yang lalu. Aku lupa tepatnya, kalau ga salah awal bulan Juli kemaren ketika memasuki minggu-minggu ujian akhir semester (UAS). Cerita ini yang menjadi bagian pertama karena masih baru jadi masih yang paling segar.

Aku menyebut pengalaman ini sebagai 3 miracles. Kenapa? Karena aku merasakan 3 keajaiban yang berbeda dalam 3 hari. Luar biasa. Keajaiban menururtku. Pertama, kalau ga salah hari pertama itu hari selasa. Pulang dari kampus, hatiku sebenarnya sudah kacau balau. Karena di kampus ada ujian lisan Psikologi Personalia. Pas ujian, jujur, menurutku, jawabanku cukup hancur.

Tapi setelah selesai giliran kami (satu kelompok ujian ada 10 orang yang bertugas untuk memecahkan sebuah kasus dari berbagai pandangan), dosen penguji mengatakan kalu nilai kami masih jelek semua. Bahkan, baru satu orang yang bisa mendapat AB dan masih banyak yang dapat E. Dosen bilang kalau nilai akhirnya akan di tempal besok dan ada remedial ujian.

Ya Tuhan… Aku langsung tak benar daya disitu. Aku pulang dengan wajah linglung dengan bayangan buruk di benakku betapa malunya aku besok kalau aku sampai mengulang (Ferry gitu loh…. Hahah).

Malamnya dikos, aku bersama teman-teman sedang menonton bareng. Setelah jam 10, aku baru sadar kalau ada SMS dari ketua HIMA kami yang juga merupakan teman baikku. “Fer, selamat ya… kamu juara satu lomba pidato kemaren… temui aku ada titipan buatmu”. Melihat SMS ini, aku seperti berhenti bernafas. Aku langsung melompat-lompat seperti kesurupan dari kamar temanku saking senangnya. Teman-temanku yang lain keheranan melihat tingkahku yang aneh. Cuma waktu itu aku belum kasih tahu mereka kenapa aku seperti itu. Aku SMS balik temanku untuk konfirmasi, jangan-jangan aku dikerjai lagi. Ternyata benar.

[caption id="attachment_265735" align="alignright" width="254" caption="sesamo.com"][/caption]

Jujur, aku tidak pernah membayangkan akan sampai juara 1, mengingat lawan-lawanku waktu itu hebat-hebat semua, saingan berat. Dan juga, lomba itu diadakan sudah lebih dari 2 bulan sebelumnya, jadi aku bahkan sudah lupa kalau aku mengikuti lomba itu. Walaupun masih ditingkat fakultas, ini sangat berarti buatku, karena ini menjadi batu loncatan bagiku ke level yang lebih tinggi lagi, universitas. Luar biasa. Keajaiban pertama, juara 1 pidato bahasa Inggris.

Kedua, besokknya, pagi-pagi benar aku sudah berangkat ke kampus. Dari cerita teman, nilainya sudah ditempel di papan pengumuman. Sampai di depan jurusan, jantungku serasa mau copot saking tegangnya. Aku beranikan diri untuk melihatnya. Mumpung belum ada orang. Aku mencari namaku, ga terlalu susah diantara puluhan mahasiswa karena nilaiku yang sangat mencolok.

[caption id="attachment_265738" align="alignleft" width="170" caption="commons.wikimedia.org"][/caption]

Berapa?? 88… OMG… Ga bisa kubayangkan betapa senangnya aku. Kenapa? Nilaiku merupakan yang paling tinggi dan satu-satunya mahasiswa yang dapat nilai A diantara seratusan mahasiswa. Bahkan, nilaiku melebihi nilai kakak tingkat yang mengulang yang nota bene mereka lebih expert disbanding aku karena mata kuliah itu merupakan bagian dari konsentrasi pilihan jurusan mereka sedangkan aku sendiri tidak mengambil konsentrasi mata kuliah itu. Luar biasa. Aku pulang ke kos dengan senangnya. Aku benar-benar terharu. Tak lupa mengucapkan syukur kepada Tuhanku yang telah luar biasa memberkati aku. Keajaiban kedua, nilai tertinggi.

Ketiga, besokknya, dikampus, aku banyak dipuji teman atas raihanku yang extra ordinary. Banyak yang bilang, “baling dong nilaimu, biar aku ga C”. aku hanya bisa tersenyum. Sedih juga sih melihat bebrapa teman akrabku yang ternyata dapat E. dan di atas segala pujian itu, aku berusa menjadikannya sebagai tamparan, agar aku jangan sombong dan tetap terus meningkatkan kualitasku.

Temanku, mengajakku ke papan pengumuman lagi. Aku penasaran, apa lagi yang akan ada disana. Apakah akan ada lagi namaku tertulis? Dan ta da… Namaku memang ada tertulis disana. Kali ini adalah para peserta yang proposal penelitiannya menang dan akan dibiayai universitas dalam penelitiannya, namanya PKM-I (Penulisan Karya Ilmiah – Instutisional). Wah, luar biasa… aku beserta dua temanku, Fitriana Sihotang dan Vitria Purba mendapat jatah Rp. 1.600.000,-. Memang bukan jumlah yang besar, tetapi momennya yang sangattepat menurutku. Ditambah waktu itu, kami mengerjakan proposalnya hanya sehari, sampai jam 3 pagi dengan harus amburadul pastinya. Eh, tak disangka terpilih dari puluhan judul yang menjadi nominasi.

[caption id="attachment_265741" align="alignright" width="268" caption="sbelen.wordpress.com"][/caption]

Waktu itu, aku tahu orang tuaku lagi kesulitan keuangan. Dan momen ini menjadi sangat berkesan buatku. Pulang ke kos, aku benar-benar tumpah, air mataku. Terharu, senang, semuanya bercampur jadi satu. Disaat sulit seperti ini, aku bisa meringankan sedikit beban dipundk orang tuaku. Tak habis-habisnya aku mengucap syukur kepada Tuhanku. Betapa hinanya aku sebagai manusia, tetapi diberi berkat yang begitu melimpah selama 3 hari ini. Keajaiban ketiga, proposal PKM-I tembus.

Cerita di atas sudah lengkap, 3 hari 3 keajaiban, selasa, rabu, dan kamis. Tapi tidak sempurna tanpa hari jumat. Aku masih ingat waktu itu kami ada ujian jam 10. Pas aku datang, beberapa dari tema yang sudah tahu aku juara 1 menyalami aku. Waduh, perasaanku agar gimana gitu. Dan temanku yang kemaren, Rifky, memberiku amplop dan setelah dubuka berisi uang Rp. 100.000,- sebagai hadiah. Dan dia juga bilang, kapan aku ambil pialaku. Piala??? Ada pialanya juga?? Dia bilang iya. Waduh, betapa senangnya aku waktu itu.

Setelah ujian selesai kami pergi ke PKM untuk ambil piala. Walaupun tidak ada penyerahan secara resmi, tapi kejadian itu sangat berarti buatku karena kau bisa memegang dan merangkul piala atas namaku untuk yang pertama kali sepanjang hidupku, dan langsung juara 1 pula. Luar biasa.

Setelah itu, aku mengajak beberapa teman terdekatku ke kantin. Aku traktir mereka makan siang dengan duit hadian juara itu. Aku merasa sangat bahagai waktu itu, karena bisa berbagi berkat dengan teman-temanku yang melimpahiku dengan luar biasa 4 hari belakangan ini.

Aku pulang ke kos, dengan piala yang mesih menyumbul dari tas ranselku, karena ga muat. Kamarku ada di lantai 2, nah pas mau naik tangga, adek kos lihat dan dia langsung berteriak, “bang Ferry dapat piala”. Langsung aku lari ke kamar dan sontak mereka semua datang ke kamarku dan memberi selamat, berlebihan memang, kebiasaan, mereka selalu lebay, heheheh. Semakin lengkaplah hariku.

Setelah itu aku menelepon ibuku waktu itu. Dia sangat senang juga dengan pencapaianku. Dan sorenya, ayahku menelepon. Tumben… ga pernah, kalau memang benar-benar penting. Ayahku bilang bagus, dan tingkatkan terus prestasimu. Itu sudah cukip bagiku. Luar biasa. lengkaplah sudah. 3 hari 3 keajaiban. Dan disempurnakan hari ke-4, dengan berbagi berkat dan kabahahiaan ayah dan ibuku…

[caption id="attachment_265745" align="aligncenter" width="500" caption="Senyum ayah dan ibuku"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun