Mohon tunggu...
Ferry Silitonga
Ferry Silitonga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My life = psychology + movies + musics

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

CD (K***r) Hilang???

9 September 2010   14:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:20 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Fr, bs dtg k kos q g? clna dlm q hlg 5 dr jmrn. Tlglh fr”

Sender:

Maya Pjt

+6281371*******

Begitulah SMS yang ku terima kira-kira 45 menit yang lalu. Lah, aku langsung kaget aja. Ternyata masih ada juga orang yang berbuat seperti itu di zaman modern ini. Hal ini yang pertama terlintas dipikiranku menaggapi SMS temanku ini.

Kebetulan setengah jam sebelumnya, kami pulang dari kampus bareng sore tadi. Kampus memang benar benar benar sangat sangat sepi dari biasanya. Kami adalah sekian orang yang tinggal dikos diantara mahasiswa pada mudik semua. Sepi banget. Mencekam dan gelap, mirip shooting film-film horror Hollywood.

Kami bertiga, temanku ini cewek dua-duanya dan tinggal satu kos. Terpaksa aku berjauh-jauh dari kos untuk mengantar dua dara ini dulu ke kos mereka. Setelah itu, aku langsung ke kos teman cewek lainnya yang berada di sebelah kosku untuk makan. Maklum, semua penjual makan tutup semua karena mudik. Jadi selama liburan ini numpang makan disitu karena dia masak sendiri dan tentunya bayar, pastinya.

Baru selesai makan, langsung SMS di atas masuk dan aku bisa bayangin panik dan takutnya kedua temanku di atas, karena dikos mereka tinggal mereka berdua yang tersisa, semua pada mudik, cewek lagi dua-duanya.

Akhirnya aku langsung bergegas kesana. Sampai disana tersirat jelas wajah ketakutan. Aku minta kejelasan atas kejadian itu. Dia cerita dengan ekspresi ketakutan benar.

“Fer, kolorku 5 hilang. Gimana nih?”

“Lah, ko bisa hilang?”

“Aku juga ga tau, tadi disana kutemukan satu jauh terlempar dan bajuku yang lain berserakan. Aku takut banget karena katanya disinu sering kehilangan kolor”

Akihirnya aku temani untuk mencari disekitar jemuran. Dan ternyata kami menemukan 2 potong kolor itu dibalik tembok di samping jemuran.

“Oo alah, ini karena angin kencang tadi, makanya terbang kemana-mana”

“ Ga mungkin fer, masa sampai ke situ, posisinya aja ada disini!”

“Ya iyalah, mananya juga angin. Rumah ini juga bisa terbang ke Monas sana kalau anginnya mau”

“Menurutmu, masih ku pake atau kubakar ga ya? Aku takut tar dipelet”

“Halah, ya pake donk, saying banget,. Orang itu jelas-jelas karena angin. Ngapain juu=ga kau bakar”

Memang sore tadi angin kencang banget disertai gerimis ketika kami di kampus. Itulah hal yang bilang untuk menengkan mereka. Paling tidak.

“Fer temani aku mandi donk, (waduh….), maksudkujangan pulang dulu. Aku takut banget. Tunggu di depan pintu itu ja”

“Waduh, ga usah takut. Ga ada apa-apa disini. Aku pulang aja ya”

Akihrinya aku pulang, karena memang ga enak juga. Bayangkan apa yang akan terjadi kalau ronda datang dan melihat aku nunggu di kamar mandi kosan cewek, masalahnya akan beda lagi.

[caption id="attachment_254238" align="alignleft" width="195" caption="Freddy Krueger"][/caption]

Itulah ketakutan. Ketakutan akan semakin bertambah kalau kita memikirkannya. Semacam sugesti negatif di otak. Seperti Freddy Krueger yang menyerang lewat mimipi. Dia semakin bertambah kuat tata kala korbannya semakin ketekutan. Jadi kalau sesuatu hal membuat Anda takut, stop memikirkanya, lakukan hal-hal seperti mendengar music keras-keras, membaca buku, nonton acara lawak, atau hal apapun yang membuat kita tidak memikirkannya. Selamat menghadapi ketakutan…

* foto-foto diambil dari politika.com dan highbrowhorror.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun