Mohon tunggu...
Ferry Silitonga
Ferry Silitonga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My life = psychology + movies + musics

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Terjepit "127 Hours" Bersama James Franco

11 Maret 2011   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:52 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignright" width="220" caption="wikipedia.com"][/caption] Setelah mendengar judulnya, "127 Hours" dan sedikit tahu bahwa film ini berkidas tentang seseorang yang bertahan hidup selama 127 jam karena terjepit batu, pasti film ini adalah salah satu dari banyak film Hollywood low budget, bagaimana tidak terjepit sendirian di gurun tentu saja menghemat biaya untuk aktor dan lokasi shooting dan pastinya akan sangat membosankan. Bayangkan saja, kita hanya menyaksikan 1 orang saja paling tidak 80 menit. Aku harus menarik kata-kataku itu lagi setelah menonton film ini. Film yang disutradarai oleh Danny Boyle yang mendapatkan oscar Best Director dan Best Picture untuk Slumdog Millionaire menciptakan film yang benar-benar bagus. Film ini sendiri diangkat dari kisah nyata Aaron Ralston, seorang pendaki gunung yang terjepit di antara batu dan gunung batu selama 5 hari dan memotong tangnnya sendiri untuk bisa membebaskan diri. Kisah ini Aaron tulis dalam autobiografi Between a Rock and a Hard Place. Film ini dimulai dengan adegan Aaron Ralston (James Franco) bersiap-siap untuk pergi menjelajahi celah-celah sempit di Robber Roost, Canyonlands National Park, Utah. Bagian Aaron mengisi air dari kran di botol meniman menjadi fokus adegan ini, dimana air menjadi hal yang sangat langka di bagian akhir film. Aaron berangkat dari rumah sendiri pada hari Jumat tanpa memberitahu siapapun kemana tujuaanya kali ini, bahkan ia tidak sempat membalas telepon ibunya. Setelah bermalam di mobilnya, sabtu dengan bersepeda sejauh 20 mil sampai juga Aaron di tempat tujuaanya. Sebelum kejadian berlangsung, Aaron sempat bertemu dua gadis yang tersesat dan mengantarkan mereka ke tujuan mereka. Perjuangan Aaron dimulai ketika dengan semangat ia menjelajahi celah-celah sempit di antara gunung batu. Batu yang ia kira bisa menahan bobot tubuhnya jatuh yang menyebabkan ia terjatuh dan batu tersebut menimpa tangan kanannya dan terjepit diantara gunung batu yang keras. Perjuangannya untuk bertahan hidup dimulai. Ketika ia harus bertahan hidup dengan air dan makanan yang sangat sedikit dan cuaca malam yang sangat dingin Film ini sama sekali tidak membosankan karena ada adegan flashback Aaron sebelum memutuskan untuk menjelajahi tempat itu. Kisah-kisah masa lalunya dan masa kecilnya menjadi bagian dari halusinasi Aaron karena dehidrasi. Kisah-kisah bersama pacarnya dan orang tuanya menjadikan film ini semakin menyita emosi. Satu hal yang tidak bisa dilupakan dari film ini adalah bagaimana kita bisa mempertahankan pikiran positif dan jernih ketika mengahadapi suatu masalah yang sangat berat dengan jalan buntu. Ada adegan dimana Aaron menhibur dirinya sendiri dengan menjadi pembawa acara komedi untuk menertawai kecerobohannya dirinya sendiri karena tidak memberitahu siapapun sebelum berangkat. Ada adegan dimana karena kecerobohannya juga sedikit air yang tersisa tumpah sehingga pada akhirnya ia harus meminum air kencingnya sendiri. Andaikan Aaron menyalahkan dirinya sendiri dan mengutuk kecerobohannya, dipastikan ia tidak akan berhasil bertahan hidup untuk menceritakan kisahnya. Klimaks film ini benar-benar menyiksa emosi. Beberapa menit, dimana adegan ketika ia memutuskan/memotong tangannya sendiri menjadi adegan yang susah untuk digambarkan. Bagaimana tidak, ia mematahkan tulangnya sendiri dan memotong tangannya menggunakan pisau tumpul. Benar-benar menguras emosi. Dan anti-klimaksnya benar-benar pas, kebebasan. Film ini layak untuk mengispirasi jalan kehidupan manusia. Bagaimana kita bersikap menghadapi situasi genting dalam kehidupan, bahkan yang berhubungan dengan nyawa kita sendiri. Kesempatan selalu ada tinggal kita memilih jalan yang mana. Aaron Ralston telah membuktikan bahwa jalan untuk hidup akan selalu ada ketika tidak tidak berhenti berusaha dan tetap berpikiran positif dan jernih. Film ini sangat layak untuk nominasi Best Picture dan Best Supporting Actor (James Franco) di ajang Oscar kemarin. Benar-benar great job buat Danny Boyle.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun