Mohon tunggu...
Ferry Silitonga
Ferry Silitonga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My life = psychology + movies + musics

Selanjutnya

Tutup

Puisi

3 Pintu 1 Kunci

23 November 2010   11:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

stbensisters.blogspot.com

Pagi yang terlalu indah untuk disia-siakan begitu saja. Aku berjalan ditaman khayalanku yang begitu indah ditemani daun yang berguguran menyambut langkah kakiku yang telanjang. Angin sepoi-sepoi membekukan pikiranku dari kejamnya dunia sejenak.

Aku melihatnya sejenak, sekilas, cahaya samar-samar dibalik dedaunan pohon. Aku melangkahkan kakiku mendekati sumber cayaha itu. Aku mendekat, semakin mendekat, bergerak semakin dekat. Aku disana, aku berdiri di depan 3 pintu raksasa. Pintu yang berjejer itu sangat berbeda satu sama lain.

Mataku terkesima melihat pintu yang paling kiri. Sebuah pintu raksasa yang sangat mengagumkan. Berkilauan dengan sangat indah, emas murni yang begitu halus membalutnya. Sepertinya pintu ini adalah hasil karya seniman yang sangat hebat. Luar biasa cantiknya ditambah ukiran-ukiran indah nan rumit disekelilingnya.

Kemudian pintu tersebut bersinar diterangi pendar fajar pagi. Cahaya yang sangat menakjubkan. Pancaran sinarnya begitu indah mengenai pintu itu. Aku melangkahkan kaki ke arah pintu itu, penasaran dengan sesuatu yang ada di dalamnya. Pasti sangat menakjubkan juga.

Tetapi tiba-tiba cahaya tadi berpindah dan mengenai pintu ke-2 yang berada ditengah-tengah. Cahaya berkilauan dengan begitu menakjubkan berpendar liar seakan menari-nari dan berkejar-kejaran. Pintu ini ternyata jauh lebih menakjubkan lagi. Pintu yang terbuat dari berlian murni.

Cahaya fajar yang mengenai pintu berlian itu mulai memancarkan cahaya yang luar biasa indah. Rasa penasaranku semakin bertambah terhadap pintu yang satu ini. pasti hal yang sangat luar biasa ada di dalamnya.

Ketika mulai melangkahkan kakiku ke arah pintu berlian itu, bau wangi semerbak memecahkan lamunanku akan hipnotis pintu pintu ke-2 itu. Harum, wangi, bau rerumputan, kayu dan hutan basah yang begitu segar menjalari otakku. Ditambah bau berbagai macam bunga yang begitu mempesona.

12905130341995625666
12905130341995625666
gallery4collectors.com

Kakiku berbalik arah, berjalan mengukuti wewangian itu, ke pintu ke-3 yang berada di sudut paling kanan. Pintu itu terbuat dari kayu cendana tua yang sangat harum tetapi sangat kuat. Aku begitu terkejut, bukan karena keindahan pintu ini, tetapi kerena bentuknya yang sangat mengerikan. Bau tadi ternyata adalah bau kematian. Pintu kayu itu dipahat dan diukir dengan sangat kasar. Tepi-tepi pintu itu dirambati tanaman dengan duri mengerikan. Gagang pintunya terbuat dari mawar merah yang merambat dengan duri yang begitu tajam. Batinku berkata, pastilah kematian yang ada di balik pintu ini.

Tiba-tiba aku berada ditengah-tengah dengan 3 jenis pintu ada dihadapanku. Angin beku menyadarkanku. Sebuah kunci, kunci biasa, kunci ajaib bergerak tanpa daya, bergelantungan di pohon yang berada di samping pintu yang mengerikan itu digoyangkan oleh angin. Aku mendekat, meraihnya. Kusarakan dingin di kunci itu.

Ada Kunci itu bisa membuka semua pintu itu, tetapi sayang aku hanya bisa menggunakannya sekali saja. Aku bingung, aku tidak tahu harus berbuat apa. Hanya satu keyakinanku, dibalik salah satu pintu itu, tersimpan jalan hidupku.

Aku berjalan, aku mendekat. Kusarakan sakit menusuk tanganku. Darah mengalir membasahi tanganku. Sakit, dingin, beku. Tapi aku tahu, ada kehidupan dibaliknya…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun