Mohon tunggu...
Abahna Si Leungli
Abahna Si Leungli Mohon Tunggu... profesional -

Mizuki Nana fans, Nyunda, Jurnalis nanggung -lebih senang ngedit daripada ke lapangan. Tengah merampungkan buku Filsafat tentang Iblis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Mulai Bergerak, Fans Club Djokowi-Ahok Silahkan Pakai Seatbelt

20 Agustus 2012   03:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:31 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345432608603489588

Barangkali saya orang yang berkecimpung di dunia politik yang malas berpolitik. Berkali-kali penulis menjadi tim sibuk berbagai parpol apalagi menjelang verifikasi KPU, tidak terbilang beberapa parpol -termasuk PKS- sempat memakai jasa penulis menjelang hari hari verifikasi dulu.  Tapi penulis malas berpolitik, jika yang dimaksud adalah terlibat dalam permainan tarik tambang antar mereka menjadi pemenang atau peng-kalah. Politik semacam itu kotor dan hanya bisa diikuti oleh orang orang berpikiran kotor. Wew penulis pun pikiran kotor punya, apalagi untuk yang serba seksis, tapi setidaknya itu milik pribadi dan tidak perlu di kampanyekan.  Sementara itu pikiran kotor para politisi jelas jelas di kampanyekan, di suarakan, bila perlu di bombastiskan.. fakta dan realita di campur aduk, kebenaran lenyap, praduga menjadi sebab, salah paham jadi akibat.. mengutip Keisuke Rin penyair Jepang, semuanya tentang make over dari puing puing orang lain.. "Pohon indah  itu sudah goyah.. karena buruk dirubuhkanlah.." Tentu saja, dalam kegiatan serba merusak lawan politik itu, partai partai Islam pun ambil bagian. Bahkan barangkali lebih bersemangat, karena merusak 'atas nama Tuhan' wekekek. Partai Islam itu termasuk mereka yang curang, karena mengambil modal politik double.. entah itu tujuan politik, dan kedua keimanan orang lain yang di belokan menjadi dukungan politis.  Sering sekali tidak bertemu, kekuasaan, manfaat darinya, dan keimanan itu sendiri, tapi orang tidak kapok mendukung partai yang lebih banyak dipenuhi para clergis di banding politisi.  Bahkan dalam spektrum yang paling gila, keimanan pada Tuhan bisa berubah jadi keimanan pada partai dan kelompok. Ketua parpol dan dewan syuro nya jadi barisan nabi nabi baru. Berpendapat beda diharamkan.  Dan musuh bersama di tentukan lewat rapat ^^ --inilah? inilah yang lucu mengenaskan.. Musuh bersama di tentukan lewat rapat, walau orang yang diputuskan sebagai musuh tidak memusuhi. Walaupun orang itu tidak melakukan hal buruk pada Anda secara pribadi. Yang dilakukan orang itu hanyalah mengajukan program dengan tidak mengikutsertakan diri Anda. Jika saya di begitukan, saya lebih cenderung menarik diri, dan memutuskan jadi warga negara yang baik, mendukung program baik, menghantam program buruk. Tapi karena bagi mereka hal itu sama saja dengan menjadi golput. Dan golput itu harrram!!! Demi tidak menjaid golput.. cari musuh.. rapatkan, putuskan.. dan sudah di putuskan oleh PKS (langsung ajalah) Djokowi musuhnya, dengan alasan.. Foke yang didukung. Tentu saja itu adalah hak politik. Mendukung, lantas di dukung. Menjegal, lantas di jegal. Ketika Foke sudah dipilih, orang banyak menanti apa kiranya gerakan PKS atas dukungan pada Foke.  Syahdan orang orang yang lebih dahulu di persimpangan, lebih ingin melihat PKS membaguskan Foke, membuatnya Indah, menjadikannya bagai putri pingitan, seperti ungkapan Ketum Golkar yang memuji Foke.  Namun, inilah uniknya 'partai agama'...  ngga ada musuh ngga rame..  alih alih memilih membaguskan Foke sampai ke taraf orang rela hati memilih Foke. Yang dilakukan malah mirip tim black campaign.. menyerang Djokowi, menjadikannya musuh utama. Demistifikasi Djokowi Dalam bahasa seorang kawan.. ketika mereka tidak yakin akan 'kesholihan' calonnya, maka calon lainnya bakal di un-sholihkan sampai ke tingkat "sangat tidak sholih" di banding calon yang mereka pilih. Artinya.. Yang sudah Indah di rangkai orang, akan di tinta noda. Well jika basisnya bagus, bila di tinta noda pun akan jadi karya abstrak yang punya harga.. lain halnya jika basisnya buruk.. di perburuk makin buruk, di baguskan malah jadi ondel ondel.. Pendukung PKS, bergerak dalam satu arahan melakukan demistifikasi Djokowi. Tindakan ini punya nama lain.. berupaya menggagalkan pencitraan Djokowi.. lebih jelasnya Anda bisa lihat tautan di bawah ini : http://suaranews.com/3373/kumpulan-parodi-lucu-jokowi-pks-plus-foke apakah efektif gerakan PKS.. u uh.. nop. Karena partai ini sudah sekian lama terkena syndrome aneh sulit sembuh yang di namakan dengan: sulit berbaur. Mana ada kampanye di lapak sendiri. Cobalah di ekspos tautan ini dengan pede di corongnya Djokowi, entah di Kompasiana, atau di laman FB yang mendukung Djokowi. Siapa tahu pendukungnya insyaf dan memilih mendukung Foke. Itupun bila berani ambil konsekuensi menghadapi perlawanan fans Djokowi. Tapi PERLAWANAN itulah yang merupakan hal berharga yang bisa di ambil pelajaran tentang POLITIK KEBENARAN.. orang di luar pagar arena akan menilai apakah benar si Djokowi itu penari topeng yang indah? atau justru PKS yang penari topeng? Memang cukup disayangkan ekslusifitas mereka telah menjadikan kebenaran tidak lagi di pertarungkan di ruang terbuka. Melainkan di ruang tertutup antar mereka sendiri. Mereka tidak berani melakukan perang slogan di ruang umum, melawan orang orang yang sepadan. Apakah karena cermin ketidakpercayaan diri? bisa jadi. Karena faktanya, dibanding percaya diri dengan calon pilihannya, mereka memilih menjadikan Djokowi sebagai akses pelampiasan, dan di satu sisi masih ingin sangat berharap, masyarakat memaklumi.. seperti apa yang ditampakkan dalam tautan ini.. http://www.pkspiyungan.org/2012/08/pilih-foke-pks-justru-untungkan-warga.html Berdiri di atas dua kaki.. hmmm.. sah.. kenapa tidak boleh? Inilah politik apapun anggapan Anda. Ketidak PD an PKS, merupakan derita mereka sendiri, walaupun tidak elok, tapi dalam politik yang penting siapa yang berada di atas, bukan prosesnya, dan penonton jangan naif. Lalu bagaimana dengan pendukung Djokowi sendiri? Bukankah ini merupakan serangan balik yang mereka tunggu, setelah sekian lama melakukan serangan kepada Foke, entah dalam bentuk karikatur dan slogan pula? Di sinilah menariknya politik tarik tambang.  PKS sudah mulai bergerak di dunia maya melakukan demistifikasi Djokowi. Tadinya pihak pendukung Djokowi seolah berada di jalan bebas hambatan ngebut tanpa pengaman.. kali ini mereka bertemu pesaing sepadan.  Selamat balapan, penonton menunggu di garis finish.... dengan paku untuk mencoblos.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun