Surabaya bersama Karang Taruna Kelurahan Wonorejo menjadi langkah yang inovatif dan strategis. Program ini tidak hanya melibatkan narasumber berkompeten seperti I Gde Sandy Satria, tetapi juga menggandeng komunitas lokal untuk memastikan edukasi yang menyeluruh. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang arti penting pemilu sebagai salah satu pilar demokrasi yang harus dijaga integritasnya. Edukasi ini diharapkan membentuk masyarakat yang lebih sadar akan hak dan kewajibannya sebagai pemilih.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan menciptakan pemilu yang berkualitas, program "Sekolah Pemilu" yang dilaksanakan mahasiswa KKN MBKM Universitas 17 Agustus 1945Salah satu fokus utama program ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban sebagai pemilih. Masyarakat dikenalkan pada tahapan dan proses pemilu, sehingga mereka dapat lebih memahami perannya dalam setiap tahap penyelenggaraan. Pelanggaran-pelanggaran seperti politik uang dan manipulasi suara juga dibahas secara rinci untuk mencegah masyarakat terjebak dalam praktik-praktik yang merusak demokrasi. Dengan pendekatan interaktif yang dilakukan oleh mahasiswa KKN dan narasumber, program ini mampu menarik perhatian masyarakat, khususnya pemilih muda, untuk lebih peduli terhadap peran mereka dalam menentukan masa depan bangsa.
Program ini juga menjadi wadah untuk menciptakan sinergi yang kuat antara mahasiswa, Karang Taruna, dan masyarakat. Mahasiswa KKN berperan sebagai fasilitator yang menyampaikan materi dengan cara yang inovatif dan menarik. Narasumber memberikan penjelasan mendalam berdasarkan perspektif hukum dan pengalaman praktis, sedangkan Karang Taruna menjadi motor penggerak dalam menggerakkan partisipasi masyarakat di tingkat lokal. Kolaborasi ini membangun suasana edukasi yang dinamis dan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan adanya kerja sama ini, nilai-nilai demokrasi dapat diperkuat secara kolektif dan berkelanjutan di tingkat komunitas.
Selain itu, program ini memberikan perhatian besar pada upaya pencegahan pelanggaran pemilu melalui diskusi partisipatif dan penyuluhan langsung. Materi yang disampaikan mencakup bahaya politik uang, cara melaporkan indikasi pelanggaran, dan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak serta visi-misi. Masyarakat juga diajak untuk berperan sebagai pengawas aktif di lingkungan masing-masing, sehingga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahapan pemilu dapat terjaga. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat diharapkan mampu menolak segala bentuk intervensi yang dapat merusak integritas pemilu.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat dan evaluasi berkelanjutan dari pelaksana. Mahasiswa KKN dan Karang Taruna terus berupaya menyempurnakan strategi program agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan dinamika sosial. Penggunaan media sosial dan platform digital menjadi salah satu langkah penting untuk menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi. Secara keseluruhan, program "Sekolah Pemilu" merupakan upaya strategis dalam memperkuat demokrasi di tingkat lokal. Dengan kolaborasi yang solid, program ini diharapkan mampu mencetak generasi pemilih yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab dalam mendukung pemilu yang jujur, adil, dan berintegritas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H