Mohon tunggu...
Feronica Masuli
Feronica Masuli Mohon Tunggu... -

Berjuang untuk Indonesia yang lebih baik melalui perkataan, tulisan, dan doa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda Indonesia Memang Punya 'Taring'

13 Desember 2012   14:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pemuda Indonesia, di dalamnya termasuk pelajar sekolah maupun mahasiswa, mulai menunjukkan 'taringnya'. Ada 'taring' yang sedap dilihat dan ada pula yang tidak. 'Taring' yang sedap dilihat seperti perbuatan baik dan prestasi yang diraih pemuda-pemuda tersebut yang membuat bangga orangtua, sekolah/kampus, bahkan bangsa dan negaranya. 'Taring' yang tidak sedap ya seperti aksi brutal pemuda yang entah meniru siapa, entah apa manfaatnya, dan entah kenapa tetap dilakukan.

Miris melihat segelintir (menggunakan kata segelintir dengan harapan memang lebih banyak pemuda yang memiliki 'taring' sedap dilihat) pemuda telah menggugurkan harapan generasi tua untuk menjaga dan mengharumkan negara dan bangsa ini. Penderitaan yang kemudian mereka alami tidak lagi mendatangkan rasa kasihan, tapi malah ucapan syukur dengan harapan mereka tidak mengulangi perbuatannya lagi. Iya kalau pemuda-pemuda itu masih hidup, kalau kemudian meninggal? Tidak ada lagi kesempatan baginya untuk melakukan perbaikan. Akhirnya kita yang melihat hanya bisa mengatakan, itulah takdir.

Sudah cukuplah aksi demonstrasi dengan membakar, melempar, mencegat, melukai orang lain..karena tidak akan digubris lagi. Yang didemo saja tidak ambil peduli, apalagi yang tidak ikut? Demonstrasi sekarang ini sudah kehilangan kekuatannya dan penyebabnya ya para pendemo itu sendiri. Saking seringnya berdemo, jadi sudah biasa saja.

Cukup juga aksi tawuran antar sekolah. Apalagi yang mau ditunjukkan? Kehebatan? Kekuatan? Kekuasaan? Pemuda disekolahkan supaya menjadi orang-orang berpendidikan, bukan menjadi preman yang umumnya mengandalkan kekerasan. Menyesal, menyesal, benar-benar menyesali.

Gerakan lainnya? Tidak perlu dituliskan lagi karena hanya menambah kemirisan. Tidak perlu juga mencari siapa saja yang harus bertanggung jawab. Para pemuda jelas menjadi pihak yang harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sendiri. Jangan lagi berlindung pada pengkategorian dalam hukum antara anak dan dewasa.

Semoga gerakan segelintir pemuda Indonesia bisa diselamatkan. Semoga mereka akan menjadi pemuda Indonesia yang akan  menularkan, mempertahankan, dan meneruskan 'taring-taring' yang sedap untuk dilihat keluarga dan bangsanya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun