Kompas.com hari ini memuat berita Basuki Naik Pitam: Kami Baru Dua Bulan, Bung! Isinya memuat reaksi Basuki yang disamperin mahasiswa dan langsung menanyakan janji Jokowi-Basuki untuk memperbanyak pasar tradisional. Mahasiswa tersebut mengkritik tentang banyaknya minimarket di Jakarta. Basuki yang mulai dikenal emosional menjawab dengan nada tinggi tuntutan mahasiswa yang mungkin saat itu berucap tanpa tedeng aling-aling.
Kalau dibaca berita tersebut, wajar memang Basuki menjadi emosi. Tapi sangat bijaksana kalau Basuki bisa menanggapi dengan nada bicara yang biasa. Cara berkomunikasi itu sangat penting karena akan menunjukkan karakter kita. Bukan untuk menutupi karakter yang sebenarnya, tapi untuk perbaikan karakter tersebut.
Mahasiswa, dan siapapun juga, tidak dibebaskan menyampaikan pendapatnya dengan cara semaunya. Ayolah, demokrasi bukan seperti itu. Kalau ingin dihormati, perlakukan juga orang lain dengan cara terhormat. Basuki pun demikian. Salut sebenarnya dengan Jokowi dan Basuki yang begitu membuka akses bagi rakyat untuk berkomunikasi dengan mereka. Sikap ini jelas sangat dihargai, namun pastinya akan berdampak pada (seperti) akan  seringnya rakyat berkomentar to the point di depan mereka.
Kalau sudah menjadi berita, dibaca orang lain, tentunya akan beragam opini yang terbentuk. Ada yang semakin bete sama mahasiswa, ada juga yang bete-nya sama Basuki. Akibatnya cuma rasa bete yang bertambah. Jadilah pikiran negatif berkembang kemana-mana.
Wah, semoga semakin banyak hal positif yang terjadi setiap hari supaya aura orang Indonesia bisa lebih baik. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H