SEMARANG - Stres merupakan istilah yang kerap didengar akhir-akhir ini. Mengingat juga bahwa kesadaran masyarakat mengenai kesehatan mental akhir-akhir ini meningkat.Â
Singkatnya, stres dapat diartikan sebagai interaksi antara kemampuan coping dengan tuntutan lingkungan individu.Â
Ketika tuntutan individu lebih besar daripada kemampuan individu, maka stres dapat muncul. Stres merupakan hal yang wajar dialami dan dapat dialami oleh siapa saja, tak terkecuali oleh siswa sekolah.Â
Peralihan dari sekolah daring ke luring mungkin membuat siswa harus kembali beradaptasi. Tuntutan dari sisi akademik, keluarga, dan lingkungan lainnya dapat membuat siswa rentan merasa stres.
Meskipun wajar, stres tetap harus dikelola sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek negatif atau yang kerap disebut distress. Distress juga dapat menuntun ke arah negatif lainnya.Â
Salah satunya seperti kejenuhan atau yang dikenal dengan istilah burnout hingga dampak negatif yang bisa mempengaruhi fisik, seperti jatuh sakit dan lain-lain.Â
Ketika individu mampu mengelola stres dengan baik, stres dapat berdampak positif karena dapat mendorong individu untuk memunculkan stimulasi dan kegairahan.Â
Bekerjasama dengan SMA Kebon Dalem Semarang, mahasiswa KKN Tim II Undip melakukan psikoedukasi mengenai manajemen stres yang bertema "Sehat Mental, Aku Beprestasi". Psikoedukasi dilakukan pada Hari Rabu, tanggal 20 Juli 2022 dan dilakukan di SMA Kebon Dalem yang terletak di Jalan Wotgandul Barat 31, Semarang.Â
Acara ini terdiri dari pemaparan yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi KKN Tim II Undip dari Fakultas Psikologi, kemudian disusul dengan acara tanya jawab, dan ditutup dengan kuis seputar materi yang sudah dipaparkan.Â
Pemaparan sendiri terdiri dari definisi stres akademik, macam-macam stres akademik, faktor yang mempengaruhi, serta mengenal apa itu coping.