Mohon tunggu...
Fernando Simandalahi
Fernando Simandalahi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Only a nerd, trapped in the right body. :D I write quotes on Instagram: @fernandosimandalahi || Baca Novel Wattpad: My (Not So Hot) Pariban : https://www.wattpad.com/343102339-my-not-so-hot-pariban-on-going-satu || Go follow. :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendeta Cabul, Jemaat Kabur (?)

12 Maret 2020   14:15 Diperbarui: 12 Maret 2020   14:42 2857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: surabayapagi.com

Saya pernah berselisih paham dengan beberapa teman setelah menghadiri sebuah pernikahan. Pernikahan ini dilangsungkan di sebuah gereja kecil dan mereka diberkati oleh 'Gembala Sidang'. 

Saat saya bertanya, apakah Gembala Sidang itu adalah pendeta, mereka bilang bukan. Saya otomatis protes dan bilang, "Saya tidak akan sudi jika pemberkatan pernikahan saya diberikan oleh seseorang yang tidak 'diurapi'". Pernyataan tersebut menimbulkan pro dan kontra yang akan sangat panjang jika dibahas di sini.

Poin saya adalah, seseorang atau sekelompok orang tidak seharusnya begitu mudahnya mendirikan sebuah gereja baru. Perlu ada rules dan pengawasan. Para jemaat juga harusnya lebih bijak saat mendaftar menjadi jemaat sebuah gereja. Pastikan dulu itu gereja apa, siapa pendetanya, bagaimana latar belakangnya, jangan begitu mudahnya menjadi jemaat hanya karena melihat bahwa gereja itu ada di gedung mewah, pendetanya keren, jemaatnya pada necis, nyanyinya seru, pujiannya diiringi band, jemaatnya ada yang artis, dan sebagainya. 

Bisa aja Anda menjadi sapi perah, 'dirayu' untuk selalu memberikan 'perpuluhan untuk Kemuliaan Tuhan', padahal dipakai oleh Gembala Sidang untuk membeli jam Rolex keluaran terbaru.

Lebih penting dari itu, para pemuka agama juga harusnya lebih bijak. Ayolah, jika kalian ingin menikmati dosa, jangan menjadi pemuka agama. Kita semua manusia, tapi jangan jadikan itu sebagai alasan. Jika tak bisa menahan birahi, berhentilah menjadi pastor. Jika ingin punya dua istri, berhentilah menjadi pendeta. Jika ingin berbuat cabul, berhentilah menjadi ustad.

"Mereka juga manusia" rasanya bukan alasan yang bagus untuk menolerir segala kekacauan yang ditimbulkan oleh para pemuka agama. Banyak yang menganggapmu sebagai role model, panutan. Jika kau merasa tak layak menerima tanggung jawab itu, rendah hatilah untuk melepaskan.

Tulisan ini tidak untuk menambah kekacauan. Saya hanya ingin menuliskan pendapat saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun