Aksi damai penolakan pemekaran provinsi baru di tanah Papua dilakukan oleh Mahasiswa universitas cendrawasih dan rakyat Papua dihadang oleh aparat keamanan, selasa, (08/03/2022).
Aksi damai yang dilakukan mahasiswa universitas cendrawasih dan rakyat Papua awalnya direncanakan akan digelar di halaman Dewan Perwakilan Rakyat Papua, namun gagal karena dihadang oleh aparat keamanan TNI dan POLRI.
Dalam orasi mereka, mahasisiwa menilai pemerintah pusat mengeluarkan keputusan sepihak bersama elit politik Papua tanpa mendengar aspirasi masyarakat Papua.
"Kami solidaritas mahasiswa bersama seluruh rakyat Papua menolak pemekaran provinsi Papua dan Papua Barat, karena banyak data yang menunjukkan bahwa orang asli Papua menjadi menioritas diatas tanah mereka sendiri," Kata salah sato orator.
Menurutnya otonomi khusus telah gagal, apalagi pemekaran dan otsus adalah satu paket kebijakan yang dipaksakan pemerintah untuk membuka pintu bagi investor asing.
Massa aksi ditemui ketua kelompok khusus DPR Papua, Jhon Gobay ditempat mereka dihadang aparat keamanan.
Jhon Gobay berharap pimpinan dewan dan pemerintah provinsi Papua dapat mengelar dialong terbuka melibatkan mahasiswa supaya mahasiswa terbuka menyapaikan aspirasi mereka bahwa mereka menolak daerah pemekaran provinsi baru.
"Aspirasi mahasiswa dan rakyat Papua ini harus ditindak lanjuti oleh pimpinan DPR, MRP dan Gubernur provinsi Papua,"Kata Gobay.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H