Beberapa contoh implementasi budaya kepatuhan yang berhasil telah diterapkan di berbagai kampus, misalnya melalui program mentorship yang melibatkan mahasiswa senior. Mahasiswa baru cenderung lebih mudah beradaptasi dan mengikuti aturan jika dibimbing oleh senior yang mereka hormati. Kita tidak perlu membuat mahasiswa senior ditakuti agar mahasiswa baru bisa menaati peraturan. Saya rasa senior sepatutnya memberikan contoh yang baik tentang peraturan dan memberikan pemahaman dan bimbingan kepada mahasiswa baru dengan pendekatan yang bersahabat. Â Selain itu, beberapa kampus menggunakan program reward untuk mahasiswa yang konsisten menunjukkan perilaku patuh, seperti pemberian penghargaan pada acara kampus atau program beasiswa. Langkah-langkah kecil ini dapat memperkuat nilai kepatuhan dan membantu mahasiswa memahami bahwa mengikuti aturan adalah hal yang berharga.
Namun, membangun budaya kepatuhan bukan tanpa tantangan. Mahasiswa yang terbiasa dengan kebebasan mungkin merasa tertekan atau resisten ketika diajak untuk mematuhi aturan tertentu. Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi kampus untuk berkomunikasi dengan mahasiswa secara terbuka dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyuarakan pendapat mereka. Kepatuhan yang dipaksakan justru dapat menimbulkan resistensi yang lebih besar, sementara kepatuhan yang dibangun melalui dialog dan pengertian akan lebih kuat dan berkelanjutan. Becker sendiri mengakui bahwa tingkat kepatuhan sering kali lebih tinggi ketika individu merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan daripada ketika mereka hanya diberi instruksi atau ancaman sanksi.
Saya rasa perlu juga untuk menelaah peraturan-peraturan yang kurang efektif atau tidak memberikan manfaat yang signifikan. Aturan-aturan yang tidak masuk akal bisa membuat mahasiswa tidak menghormati peraturan-peraturan lainnya akibat ketidakpercayaan mahasiswa kepada pembuat peraturan. Maka dari itu seperti yang dijelaskan sebelumnya, pentingnya untuk mendengarkan pendapat mahasiswa dan melibatkan mahasiswa dalam proses pembuatan peraturan. Cara lain yang saya rasa efektif yaitu menciptakan lingkungan kampus yang taat peraturan mulai dari Mahasiswa, Dosen, dan Civitas Academica. Berikan sanksi sosial jika ada yang membela maupun menutupi kecurangan-kecurangan dalam pelanggaran peraturan. Dengan begitu tidak ada celah untuk seluruh Civitas Academica untuk membela maupun melakukan pelanggaran terhadap peraturan.
Dalam kesimpulan, menciptakan budaya kepatuhan yang berkelanjutan di kalangan mahasiswa membutuhkan pendekatan yang lebih mendalam daripada sekadar menerapkan aturan dan sanksi. Kepatuhan sejati hanya bisa dicapai jika mahasiswa memahami dan menghargai nilai dari setiap aturan yang ada. Melalui pendekatan yang mengedukasi, menghargai, dan melibatkan mereka dalam proses, kampus dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kepatuhan secara alami. Dengan memulai dari kesadaran diri, mahasiswa bisa menjadi contoh bagi lingkungan mereka, sehingga budaya kepatuhan dapat menjadi bagian dari identitas kampus yang aman, tertib, dan mendukung pengembangan diri setiap mahasiswa. Diharapkan kampus menjadi tempat untuk menciptakan budaya taat peraturan tanpa pengawasan dan budaya ini akan terbawa ke kehidupan bermasyarakat sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang taat peraturan.
Note : Mohon berikan masukan terkait cara penulisan saya untuk meningkatkan skill menulis saya agar bisa menyajikan konten lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H