Mohon tunggu...
fernando -
fernando - Mohon Tunggu... -

seorang awam yg ingin belajar dr member kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Tua Gayus harus meminta maaf ?

1 April 2010   18:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:03 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa jam yg lalu saya menonton wawancara orang tua Gayus Tambunan disalah satu acara berita tv swasta dengan presenter perempuan yang cantik dan terlihat cukup pintar. Gayus Tambunan saat ini sudah menjadi icon mafia pajak negri ini.

Kita semua tentunya sepakat bahwa pelaku korupsi atau pelaku kejahatan bila terbukti bersalah harus dihukum seberat-beratnya, bahkan bila pelaku tsb teman, kerabat ataupun anggota keluarga kita.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

"Sungguh orang-orang terdahulu sebelum kelain dihancurkan ( oleh Allah ) karena bila pemuka mereka mencuri dibebaskan dari hukum, dan bila orang-orang lemah yang mencuri ditimpakanlah kepada mereka hukuman. Demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad melakukan pencurian, niscaya akan saya potong tangannya ".

Dalam wawancara tsb orang tua gayus mengatakan, bila gayus terbukti bersalah maka gayus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena dia sudah dewasa sudah dapat mengetahui tindakannya benar atau salah,

Namun ada sesuatu yg mengelitik benak saya ketika presenter yg cantik itu menanyakan, apakah orang tua gayus bersedia meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena apa yg diperbuat anaknya telah melukai hati rakyat negri ini, orang tua Gayus terlihat bingung dgn pertanyaan tsb, namun pertanyaan tsb tetap dijawab “apa salah saya sehingga saya harus meminta maaf, biar Gayus langsung yg meminta maaf kepada rakyat Indonesia”.

Saya melihat jawabanya orang tua gayus sangat wajar, justru yg tidak wajar pertanyaan presenter cantik tersebut,

Apakah orang tua harus menanggung beban, walaupun beban tsb hanya sebatas permintaan maaf dari perbuatan anaknya yg tidak dia ketahui, sementara anaknya sudah dewasa, apalagi sang anak merupakan anak yg cerdas (kalau ga cerdas susah jadi koruptor) yang sudah pasti mengetahui perbuatannya salah atau tidak.

Biarkan kesalahan seseorang cukup orang tersebut yang menanggungnya, jangan bebankan tanggung jawabnya kepada orang lain baik itu keluaraga maupun kerabatnya yang tidak tahu menahu dari perbuatannya dan tindakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun