Mohon tunggu...
Fernandes Nato
Fernandes Nato Mohon Tunggu... Guru - Guru | Cricketer | Bererod Gratia

Saya adalah seorang pendidik pada sebuah sekolah swasta di Jakarta. Semoga melalui tulisan dan berbagi gagasan di media ini kita dapat saling memberdayakan dan mencerahkan. Mari kita saling follow 'tuk perluas lingkar kebaikan. Salam Kenal.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Guncangan Membuat Kita Selalu Terjaga

27 November 2023   04:38 Diperbarui: 27 November 2023   05:32 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Istimewa Pribadi

Penerbangan saya dari Makassar ke Jakarta bersama Citilink QG 0213 siang ini, 26 November 2023, cukup memberi sebuah sentuhan menegangkan dalam hidup. Penerbangan yang terjadwal pukul 13.25 lepas landas harus diundur hingga 14.00 wita karena cuaca hujan deras mengguyur.

Saat hujan mulai reda, suara awak kabin terdengar via pengeras suara dalam pesawat: "Sesaat lagi pesawat akan diberangkatkan dengan lama penerbangan 2 jam 40an menit."

Di ujung pengumuman tersebut hujan kembali mengguyur deras. Sungguh sebuah pemandangan indah ketika titik-titk air membulir di kaca jendela peswat. Sebuah pemandangan yang estetik sekaligus memberi sebuah tanda tertentu: Cuaca tidak sedang bersahabat. Sementata pesawat terus bergerak menuju landas pacu dan hujan mengguyur deras tanpa henti.

Sejenak saya teringat akan Novel Ika Natasha, Critical Eleven, yang saya sering menerjemahkannya sebagai sebelas menit menegangkan. Dalam pernerbangan atau mungkin juga dalam kehidupan, pada awal mulanya selalu menegangkan dimana kegagalan sering kali menguntit diujung cerita. Sebelas menit pertama dan jelang lepas landas dalam penerbangan juga sering kali memberi sensasi yang sama: menegangkan. Apalagi dengan cuaca hujan mengguyur, ketegangan bisa menjadi berganda.

Saat mesin pesawat menderu kian kencang tanda siap lepas landas, saya memutuskan untuk memejamkan mata sembari hanyut dalam cerita sebelas menit pertama yang menegangkan, critical eleven, yang mana seringkali cerita itu saya terima seprti sebuah dogma tanpa bantahan sebab cukup mewakili banyak pengalaman. Saya tidak mengantuk tatapi  menikmati sensasi itu lalu akhirnya lelap.

Sebuah guncangan keras lalu terjadi dan membangunkan saya dari lelap. Suara histeris kecil ibu-ibu dari kursi penumpang bagian belakang  membuat saya kian kaget, juga ciut. "Akh, beginikah akhir cerita?" saya membatin lirih. Mungkin ini berlebihan tetapi susasana panik sempat menggelayut di wajah para penumpang di sekitar saya.

Pesawat lalu kembali aman melaju dengan guncangan-guncangan kecil. Dari pengeras suara pesawat awak kabin kembali mengumumkan terkait cuaca yang kurang baik sehingga setiap penumpang harus kembali ke tempat duduk dan mengenakan sabuk pengaman.

Lelapku benar-benar terusir dan sepenuhnya terjaga akibat guncangan-guncangan yang terjadi. Aku mendengar hatiku berdoa memohon penyertaan Tuhan. Sebuah doa yang telah saya ujud  sejak dari hotel juga jelang pesawat tinggal landas. Ucapan 'sampai jumpa and God Bless you, papa' dari putriku, Nerantala, yang sebelum berangkat dikirim ibunya, Dafrosa, via WhatsApp, kembali menggema dan membuat ku kembali bersemangat dan juga tenang.

Penerbangan terus melaju dengan guncangan-guncangan kecil dan juga besar yang diikuti oleh suara peringatan dari awak kabin. Pukul 15.30 di angkasa Wita saat saya menulis cerita ini di kertas putih dengan tinta warna merah (sebab gadget harus non-aktif). Guncangan demi guncangan tidak sepenuhnya mereda hanya menjeda hingga turun landas. Berkali-kali awak kabin menginformasikan cuaca yang kurang baik untuk penerbangan sehinhga semua penumpang diminta kembali ke tempat duduk dan kamar kecil tidak dapat digunakan.

Tapi entah karena memang tidak dapat menahan membuang air atau memang tidak dapat memahami instruksi, sebanyak tiga orang peumpang dari kursi arah depan tetap ke toilet yang tentu saja tidak diizinkan oleh pramugari dengan alasan keselamatan dan juga protap penerbangan. Nada pramugari agak meninggi saat menyampaikan kepada penumpang bersangkutan yang mengundang perhatian penumpang lain yang kompak menoleh ke belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun