Era Digital dan juga disebut sebagai era disrupsi (istialah Prof. Renald Kasali) merupakan era penuh dengan distraksi (gangguan) yang dapat membuat kita begitu mudah teralihkan dari konsentrasi pada sesuatu yang harus kita kerjakan. Pada anak-anak usia sekolah distraksi atau gangguan  ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam kegiatan pembelajaran. Bila pendidika tidak tepat dalam mendesain kegiatan pembelajaran dengan metode yang kreatif maka dapat memungkinkan pembelajaran akan berlangsung tanpa menyebabkan teredukasinya dan tidak memadainya informasi yang diterima siswa tersebut atau pembelajaran yang tidak dapat membawa perubahan pada peserta didik.
Untuk menyiasati hal tersebut maka sangat penting bagi setiap pendidik agar memiliki strategi yang mumpuni dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran. Menjadi sebuah keharusan bagi setiap pendidik untuk memiliki basis pengetahuan yang mumpuni sehingga tidak terseret arus disrupsi era digital dalam kegiatan pembelajaran. Â Siswa memang harus menjadi pusat dari kegiatan pembelajan dan mindmasternya adalah guru. Bagaimana cara agar guru dapat memainkan peran penting tersebut?
Dalam Teori Belajar (di dalamnya termasuk pengajaran), seorang pemikir pendidikan berkebangsaan Amerika Serikat, dapat dijadikan teorinya sebagai dasar kokoh dalam praktik pembelajaran di kelas oleh setiap pendidik. Dia adalah Robert Mills Gagne, lahir di Massachusetts pada tahun 1916 dan meninggal pada tahun 2002. Gagne menggagas teori Condition of learning. Â Gagne menganggap bahwa pengetahuan diciptakan karena keterkaitan antara seseorang dan lingkungan tempat ia menyadari eksistensinta. Lingkungan mampu menghasilkan perubahan dalam perilaku, sikap, dan pikiran seseorang. Ketika lingkungan kita berubah, pengetahuan kita juga diubah.
Gagne sendiri merupakan seorang psikolog pendidikan yang berasal dari negara Amerika Serikat. Menurut Gagne belajar dapat dikatakan sebagai proses transformasi dari input menjadi suatu output. Ada lima jenis pembelajaran yang digagas oleh Robert M. Gagne yakni, keterampilan motorik, informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan dan strategi kognitif, dan sikap.
Kecerdasan motorik  yakni eterampilan mengorganisasikan gerakan sehingga terbentuk keutuhan gerakan yang smooth dan teratur. Kecerdasan intelektual yakni kemampuan nalar seseorang untuk menyelesaikan masalah, menafsirkan realitas, atau membuat atau memahami simbol. Kecerdasan verbal untuk menghafal data verbal, seperti informasi tentang tempat atau fakta sejarah, nama, dan sebagainya. Keterampilan dan strategi kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk memilih perilaku yang paling sesuai dengan situasi tertentu yang kita jalani, dari sekian cara yang mungkin untuk bertindak.
Sikap adalah keadaan mental yang menentukan cara kita berperilaku terhadap suatu situasi, suatu objek atau seseorang.
Gagne juga menggagas delapan tingkatan jenis belajar (hierarchy of learning), mulai dari belajar isyarat, belajar stimulus respon, belajar menyatukan (chaining), belajar asosiasi verbal, belajar membedakan (discrimination), belajar konsep, belajar dalil, dan belajar memecahkan masalah (problem solving).
Gagasan lain Gagne yang cukup terkenal adalah tentang Nine Events of Instruction. Sembilan instruksi atau Langkah dalam kegiatan pembelajaran tersebut agar terciptanya lingkungan belajar yang menyenangasyikkan yaitu:
- menarik perhatian peserta didik (gain attention)
- menyampaikan tujuan pembelajaran (inform learner of learning objectives)
- mengingatkan kembali materi sebelumnya (stimulate recall of prior learning)
- menyampaikan materi pelajaran (present stimulus material)
- memberikan bimbingan belajar pada peserta didik (provide learner guidance)
- memperoleh kinerja atau unjuk kerja peserta didik (elicit performance)
- memberikan umpan balik (provide feedback)
- mengukur/menilai hasil belajar (asses performance)
- memperkuat hasil pemahaman belajar dan retensi (enhan retention and transfer)
Saat pendidik menerapkan dikelas bisa dengan cara yang pertama adalah memancing perhatian peserta didik dengan menyampaikan suatu informasi yang sedang happening dan tentu ada kaitannya dengan konten pembelajaran. Setelah mampu mengarahkan perhatian mereka, lalu pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran terkait hal yang harus mereka kuasai setelah pembelajaran selesai.
Setelah peserta didik mempelajari semua materi, pendidik segera mereview kembali pembelajaran yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Dalam ha ini pendidik memberikan rangsangan dan stimulus dari materi yang telah dipelajari. Setelah itu pendidik membahas ulang materi, berikutnya sampaikan materi pembelajaran baru yang sudah pendidik rencakan untuk diberikan kepada peserta didik. Pendidik mengarahkan peserta didik agar masuk ke dalam belajar yang lebih aktif dan luas pengetahuannya dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang menyulut pemikiran bernas dan kritis dari siswa.
Pada tahapan keenam performa peserta didik atau untuk memperoleh kinerja, peserta didik diminta menunjukkan hasil belajarnya dengan tujuan agar lebih mengingat apa saja meteri yang telah dipelajari. Kemudian pendidik memberikan umpan balik kepada peserta didik mengenai hasil belajar dan ketepatan perfomence peserta didik, dari umpan balik dari guru peserta didik dapat mengevalusai dirinya.