Mohon tunggu...
Fernanda Vita Hanifah
Fernanda Vita Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

hello! welcome to my page :)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ekonomi Kreatif dalam Perspektif Gen Z: Tren, Harapan, dan Inovasi Baru

12 Desember 2024   14:05 Diperbarui: 12 Desember 2024   16:07 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

            Pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia telah berkontribusi besar pada meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) sejak 2006 hingga saat ini. Salah satu kontribusinya adalah dengan bertambahnya nilai PDB ekonomi kreatif pada 2022 yang mencapai Rp1.280 triliun atau Rp1,28 kuadrilium dan nilai ekspor ekonomi kreatif sebesar 12,36 US Dolar pada semester I 2024 . Hal ini telah membuktikan bahwa ekonomi kreatif telah berkembang pesat dan mulai menjadi potensi besar pasar ekonomi di Indonesia.    

            Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi pun semakin meluas dan melekat pada aktivitas sehari - hari. Ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor berpotensi di Indonesia juga terkena dampak dari perkembangan ini. Awalnya, ekonomi kreatif didominasi oleh industri tradisional yang masih melekat dengan kebudayaan Indonesia seperti kerajinan tangan dan seni tari. Namun, saat ini sektor ekonomi kreatif telah berinovasi menyesuaikan perkembangan zaman dan memanfaatkan teknologi yang ada, contohnya seperti subsektor graphic design, film, start up, dan aplikasi digital. Inovasi ini ikut mempengaruhi minat masyarakat sebagai pelaku dan konsumen terhadap ekonomi kreatif. Salah satu pelaku dan konsumen utamanya adalah Generasi Z atau sering disebut Gen Z.

            Generasi Z adalah sebutan untuk orang - orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi ini telah tumbuh bersamaan dengan teknologi digital, sehingga membuat mereka sangat adaptif terhadap alat dan platform yang mendukung ekonomi kreatif, seperti media sosial, e-commerce, dan teknologi berbasis artificial intelligence (AI). Dari sisi pelaku ekonomi kreatif, Gen Z dapat menciptakan konten kreatif melalui berbagai platform seperti TikTok, Youtube, dan Instagram yang menarik sesuai dengan gaya Gen Z yang bebas dan ekspresif. Hal ini dapat menarik lebih banyak konsumen dan memperluas jangkauan pasar ekonomi kreatif ke generasi muda. Dari sisi konsumen ekonomi kreatif, Gen Z memiliki preferensi produk dengan lebih memilih produk dan jasa yang memiliki cerita, nilai keberlanjutan, dan pengalaman yang personal. Hal ini juga dapat mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk terus berkembang dan berinovasi. Perspektif Gen Z penting karena mereka merupakan generasi digital-native yang menguasai teknologi dan media sosial, sehingga mendorong inovasi dalam cara konten kreatif diproduksi dan dikonsumsi. Selain itu, semangat kewirausahaan generasi ini mempercepat lahirnya bisnis kreatif berbasis teknologi dan komunitas global.

            Tren Ekonomi Kreatif yang didominasi Generasi Z ini mencerminkan inovasi dan pendekatan baru dalam cara generasi ini berpartisipasi dalam dan memengaruhi sektor ekonomi kreatif. Beberapa tren yang dipengaruhi preferensi Gen Z antara lain produk digital seperti seni digital dan Non-Fungible Token (NFT) art, komunitas kreatif online berbasis minat pada platform discord atau twitch, serta kewirausahaan mikro (micro entrepreneurship) seperti thrift shop online, graphic design, dan ilustrasi. Ada juga beberapa inovasi baru yang dapat diciptakan dengan memanfaatkan teknologi saat ini seperti artificial intelligence (AI), augmented reality (AR) atau virtual reality (VR), dan blockchain dalam produksi kreatif. Selain itu, Gen Z dapat menggunakan pendekatan unik dalam storytelling untuk merek serta produk mereka dan kolaborasi lintas budaya dan bidang untuk menciptakan produk baru. Kontribusi Gen Z pada sektor ekonomi kreatif ini dapat membawa angin segar dan inovasi baru yang lebih up to date mengikuti perkembangan zaman.

            Generasi Z memiliki harapan besar ekonomi kreatif agar dapat menciptakan peluang kerja yang fleksibel, inklusif, dan berkelanjutan. Generasi ini berharap akan adanya dukungan yang kuat dari pemerintah, komunitas, atau sektor swasta dalam bentuk pembiayaan, ekosistem yang mendukung usaha kreatif lokal maupun global, dan akses yang lebih mudah ke pendidikan dan pelatihan keterampilan kreatif untuk mendukung pengembangan potensi mereka. Keberlanjutan juga menjadi salah satu prioritas mereka, dengan harapan bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi alat untuk menyuarakan isu-isu sosial dan lingkungan yang relevan bagi masa depan dunia.

Penulis : 

Fernanda Vita Hanifah - Program Studi Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Referensi 

Syafitri, A. D. A., & Nisa, F. L. (2024). Perkembangan serta Peran Ekonomi Kreatif di Indonesia dari Masa ke Masa. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Manajemen, 2(3), 189–198.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun