Mohon tunggu...
Fernanda Alfajri
Fernanda Alfajri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Institut Teknologi Sumatera

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Sinyal Digital

4 Februari 2024   14:43 Diperbarui: 8 Februari 2024   11:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinyal merupakan suatu tanda atau isyarat yang digunakan untuk mengarahkan atau memulai suatu kegitan. Sinyal dibedakan menjadi dua yaitu sinyal digital dan sinyal analog. Secara umum, sinyal dapat didefinisikan sebagai kuantittas fisik yang dapat dijelaskan sebgaia hasil dari perubahan terhadap waktu, ruang, atau beberapa variable lainnya. Sinyal dapat mengambil berbagai bentuk, seperti tanda, lampu, suara, dan elemen- elemen lainnya.

Sejarah sinyal digital mencerminkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang luar biasa sepanjang dekade. Konsep digital pertama kali muncul pada abad ke-17, terutama melalui karya matematikawan dan filsuf seperti Gottfried Wilhelm Leibniz yang memperkenalkan sistem biner. Namun, penggunaan konsep digital dalam konteks sinyal dan komunikasi benar-benar berkembang pada abad ke-20.

Pada tahun 1940-an dan 1950-an, pengembangan telepon digital menjadi titik awal penerapan sinyal digital dalam komunikasi suara. Alcatel memperkenalkan sistem telepon digital pertama pada tahun 1962, membuka jalan untuk revolusi dalam telekomunikasi. Pada era yang sama, perkembangan sirkuit terpadu memungkinkan reproduksi massal sirkuit digital dengan biaya yang relatif rendah.

Dekade 1970-an menjadi tonggak penting dengan munculnya konsep Proses Pemrosesan Sinyal (DSP). Pendekatan matematika dan algoritma komputer digunakan untuk memanipulasi sinyal, membuka peluang baru dalam pemrosesan informasi. Perkembangan komputasi dan internet pada dekade 1980-an dan 1990-an semakin memperkuat dominasi sinyal digital dalam penyimpanan, transmisi, dan pemrosesan data.

Abad ke-21 menyaksikan puncak dominasi sinyal digital, terutama dalam komunikasi seluler dengan adopsi teknologi 3G, 4G, dan 5G. Peralihan dari penyiaran analog ke penyiaran digital di industri televisi menjadi bukti lain dari transformasi ini. Perkembangan terus berlanjut, memainkan peran kunci dalam revolusi teknologi modern dan memengaruhi hampir semua aspek kehidupan sehari-hari.

Sinyal digital adalah jenis sinyal yang menggunakan kode biner 0 dan 1 untuk merepresentasikan informasi. Berbeda dengan sinyal analog kontinu, sinyal digital memproses data secara terpisah dan lebih tahan terhadap interferensi, sehingga memungkinkan akurasi tinggi dalam transmisi data dan pemrosesan data. Keunikan sinyal digital juga terletak pada kemudahan pemrosesan dan modifikasi informasi. Sinyal digital mampu memproses informasi dalam jumlah besar dan dapat beroperasi secara interaktif. Informasi yang dikirim melalui sinyal digital disebut sebagai bit. Bit adalah istilah khusus yang terkait dengan sinyal digital, di mana satu bit dapat mengambil nilai nol (0) atau satu (1). Setiap bit memiliki dua kemungkinan nilai. Pada dua bit, terdapat empat kemungkinan nilai yang dapat muncul, yaitu 00, 01, 10, dan 11.

Sinyal digital memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam pemrosesan sinyal digital (DSP) dan sistem komunikasi. Keuntungan tersebut meliputi kemampuan menyampaikan informasi dengan lebih sedikit noise, distorsi, dan interferensi. Selain itu, sirkuit digital dapat direproduksi secara massal dengan biaya yang relatif rendah. Fleksibilitas pemrosesan sinyal digital meningkat karena pengoperasian DSP dapat diubah menggunakan sistem yang dapat diprogram secara digital. Keamanan juga menjadi aspek positif, karena informasi digital dapat dengan mudah dienkripsi dan dikompresi. Sistem digital memiliki tingkat akurasi yang tinggi, dan risiko kesalahan dapat dikurangi dengan menggunakan kode deteksi dan koreksi kesalahan. Sinyal digital dapat disimpan dengan mudah pada berbagai media menggunakan chip semikonduktor, dan dapat ditransmisikan dalam jarak jauh.

Namun, penggunaan sinyal digital juga memiliki beberapa kekurangan. Komunikasi digital memerlukan bandwidth yang lebih tinggi dibandingkan dengan transmisi analog untuk informasi yang sama. Proses pemrosesan sinyal digital (DSP) beroperasi dengan kecepatan tinggi dan menggunakan lebih banyak sumber daya perangkat keras, menghasilkan disipasi daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemrosesan sinyal analog. Selain itu, sistem dan pemrosesan digital cenderung lebih kompleks dibandingkan dengan analog.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun